tulis apapun!!

belajar nge-blog dengan hati..

User Login

On 0 komentar

Manja kau mendekat, duduk disampingku yang sedang menikmati hujan dengan secangkir puisi. Dan ... kau mulai memcah musik rintik di atap rumah kita, membelahnya dengan sebuah tanya "Mana yang lebih kau sayang? Aku? atau Puisi?"

Jeda sesaat, hujan mendadak turun dengan gerak lambat dan putus-putus.

"Puisi." Aku tersenyum, dan kau pergi meninggalkanku, tanpa pernah TAHU, bahwa puisiku adalah ... kamu.

***

Aku mendekatimu yang sedang menunggu kereta, aku TAHU, diam-diam kau membeli sebungkus puisi sebelum kau tiba di stasiun ini. Kekesalanmu memberiku kekuatan untuk mengubah diriku menjadi orang asing di mata yang kau punya. Duduk di sampingmu. Meletakkan sebungkus puisi yang kuracik sendiri, aku TAHU ini puisi kesukaanmu, bahkan sama persis dengan yang kau beli tadi.

Kau diam, ketika kubaca setengah bait pertama. Tatap matamu mengisyaratkan bahwa kau tak rela puisi ini terbagi. Lantas, kau menghabiskan setengahnya lagi. Kubaca setengah lagi, kau lanjutkan. begitu seterusnya. Hingga tersisa satu kalimat terakhir, aku memotongnya dua. Menyerahkan setengahnya padamu.

Aku TAHU, kau menggerutu. Hingga kereta tiba, dan kita kembali terpisah.

***

Seorang wanita menatap kosong di salah satu kursi penumpang kereta, matanya menghangat. Tangan mungilnya masih menimang-nimang sebungkus puisi utuh. "Bodoh, tadi ... bukan puisiku!"

Terlambat, kereta telah sangat jauh membawamu tersesat.

On 0 komentar

Seperti serabut emosi yang berpilin, saling mengikat rasa dengan kejutan listrik warna biru, aku gila. Gila mengamati mereka bolak-balik dalam neuron super kecil. Mengantarkan berjuta pesan untuk disampaikan. Dan dari berjuta pesan yang mereka bawa, ada sebungkus surat tentang hujan, tercecer menyentuh batang-batang glia. Sebuah prangko dengan gambar buku tebal, terpojok di sudut kanan surat. Meringkuk.

Ooh ... Tuhan, betapa sebuah kepedihan begitu cepat menjamur. Merayap dari sebuah amplop yang lancang kubuka. Sebagaimana sebab glia dan neuron tercipta, mereka menyampaikan pesan padaku, tentang kepedihan yang begitu limbung diterjemahkan oleh otak kecil. Anehnya, area lapisan abu-abu dengan milyaran neuron, mendadak berhenti. Memahami kepedihan saat sebuah kata terucap, berdesis di bibir yang mengucap sebuah nama.

Dan sepersekian detik, mereka kembali mengalirkan pulsa listrik seperti biasa. Hingga berhenti pada saraf kecil di dua buah mata, memaksanya berkaca-kaca.

On 0 komentar

kepada otak
Ini puisi? Bukan!
orang-orang cerdas, memelintir ketidaktahuan
menyembunyikan segelas kopi
hingga rasa telah tertidur dalam dengkur.

Hei ... dengkur tak COCOK, bodoh!
baiklah, aku menyoret setengah kalimatku.

kepada rasa
Bukan, ini puisi.
beberapa pasang bidadari timbul tenggelam dalam segelas kopi
butir-butir ampas hitam, lengket di selendang-tipis tubuh mereka
hingga terjaga menemaniku menulis tidurmu

kepada hujan
Ini bukan puisi.
Aku ingin kau turun, biar basah seluruh tanah
aku ingin kau berduyun, hingga bidadari tertidur
lelap dalam tumpukan uap kopi yang menebal seperti kabut
dan terbangun saat orang cerdas, membacakan bait puisi terakhirnya.

kepada otak hujan rasa
ada dua hemisfer utama yang membagi tidurmu dalam otak: Utara atau Selatan? 

On 0 komentar

Nak, kelak jika engkau telah bisa membacakan Ayah sebuah dongeng, maukah kau membaca dari buku sebenarnya? Karena Ayah ingin mendengar suara gerisik ketika kau membuka halamannya. Karena Ayah ingin ujung telunjukkmu merasakan 'kasar' permukaan kertas, atau hidung kita mencium bau khas dari tinta huruf-hurufnya.

Aku mengajakmu membaca sebuah surat yang kutulis. Berharap jika nanti menjadi seorang ayah, surat ini akan kutitipkan pada buah hati yang (mungkin) tak lagi tahu bentuk buku seperti apa. Di Amerika Serikat, buku elektronik banyak dicari di perpustakaan. Benda ini telah bertransformasi menjadi e-book. Sepintas, perubahan ini seperti 'angin segar' bagi kemajuan media informasi (khususnya media berbentuk tulisan), dari yang konvensional menjadi online dan modern. Tapi, fenomena ini seperti memotong esensi murni sebuah buku.

bu·ku n lembar kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong

See? Kamus Besar Bahasa Indonesia saja seperti terlihat 'kuno' dengan mendefinisikan makna buku. Dan bila itu dibenarkan, maka aku memilih menjadi kuno dan mengajak anakku kelak ikut kuno. Ada rasa kepemilikkan yang lebih menonjol ketika kita memegang buku dibandingkan membaca e-book. Jika boleh saya menyimpulkan; e-book adalah kemajuan penemuan, sekaligus kemunduran esensi dari buku itu sendiri.

Mengapa saya menganggap ini esensial? Karena buku kehilangan hakikatnya sebagai buku. Bukan karena buku dan e-book bisa dibaca, lantas itu sama, melainkan buku telah berubah menjadi sesuatu yang 'jauh' dari pemiliknya. Tidakkah kita merasakan kehilangan esensi di sana? Buku bisa membuat mata kita berkaca-kaca ketika membca sebuah novel yang mengharukan, tapi e-book membuat mata kita jauh lebih sering berkaca-kaca karena perih menatap layar terlalu lama.

Tenang, Nak. Ayah telah membuatkanmu sebuah perpustakaan sederhana di rumah kita. Kau bisa sering-sering ke sana. Menyaksikan benda petak penuh lembar kata, tersusun berjejer-bertumpuk di rak-raknya. Bukan di dalam file PC, atau dokumen handphone.

Rendahnya biaya produksi e-book dibandingkan dengan buku, distribusi dan pemasaran yang juga relatif mudah. Membuat e-book lebih 'menggairahkan' bagi produsen dan pembaca yang mementingkan hal-hal instant. Internet telah membuat manusia malas 'bergerak' semua bisa mereka lakukan dengan online; mulai dari beli buku, download, transfer uang dll. Dan lambat-laun, budaya ini bisa memangkas bisnis buku. Bayangkan! Suatu saat nanti kita tak bisa lagi melihat percetakan, penerbitan, distributor, toko buku, launching, pengantar koran pagi-pagi, atau setengah lembar tabloid yang menjadi bungkus gado-gado.


Ini tentang buku sebenarnya
Buku, sejatinya diciptakan sebagai sarana penyampaian; gagasan, ilmu, emosi, bahkan doktrin sekalipun. Sama halnya dengan si 'saudara tiri', e-book juga berhasil merangkum point-point tersebut dengan sangat pas. Intinya, secara FUNGSI, e-book dan buku memiliki peran yang sama. Tapi beda secara ESENSI



On 0 komentar

Ada gaya, ada ritma, ada jalan lain untuk bertutur tanpa diksi yang ruwet atau terlalu alay. Kita main di tengahnya. Dialog yang mudah dicerna, menggunakan bahasa yang menyentuh jiwa, yang hidup, dan bermakna, tapi nggak bersulit-sulit ria dengan diksi yang ketinggian.
--Nimas Aksan, SuKer Cendol.
Tips
Nggak pede dengan dialognya? Coba baca ulang, coba diucapkan sendiri, kalau terdengar nggak enak, harus diubah gaya dialognya tanpa mengubah maksud/arti.
Misalnya
gini:
"Hey jono! Apakah kau mau bermain denganku? Telah lama kita tidak bermain bersama."
pas dilafalkan terasa kaku, rubah dengan: "Jono, bermainlah denganku, kita udah ratusan tahun nggak main bareng kan?"

Latih sendiri mengucapkannya sampai terasa enak, dalam dan nggak lebay.

Biasanya yang kulakukan agar dialogku tidak terlalu panjang adalah melafalkan. Ketika kita merasa ngos-ngosan maka pangkas hehehehe (Kasma Maret)

Hindari diksi yang berlebihan; terlalu banyak kiasan berputar-putar tapi pembaca nggak dapet pengertian apa-apa.
Kkalau kita memilih narasi untuk cerpen kita dan tanpa dialog, siapa bilang nggak bisa cerdas? Pemilihan cerpen dengan gaya hanya bernarasi sangatlah beresiko menimbulkan kebosanan, di sini justru diperlukan kelihaian bertutur agar pembaca tetap terbawa cerita dan nggak bosan. 
Buang yang gak perlu, fokuskan dialog pada masalah inti, dan buat dengan hati. Seperti tadi aku bilang, coba dilafalkan olehmu, enak nggak dibacanya. Kalau kamu yang jadi pembaca, enak nggak baca dialogmu?
Jadi penulis, jangan gampang puas dengan hasil apapun, termasuk dialog yang biasa. Gali terus kemampuanmu.
1. Beranikan diri bicara.Bicara apa saja. Nyeletuk juga boleh. dalam acara kumpul-kumpul, jangan diam, cobalah bicara. Kemampuan kita berbicara akan mempengaruhi ekbiasaan kita menulis dialog di tulisan yang kita buat. Lihat komentar ka Prima Sagita.

2. Berlatihlah menulis status yang 'enak dibaca'. Manfaatkan fesbuk, twitter, dll. Buatlah kalimat-kalimat apa saja, nggak harus nasihat atau memiliki makna tapi kalimat asalpun, beranikan tulis! Ini juga melatih kita jadi asik dalam membuat dialog.

3. Sering-sering baca buku, nonton film, dan cermati isi dialog didalamnya.
Saya juga bingung dan agak ga rela ketika naskah saya dipotong-potong editor. Sebelum dipotong editor, alangkah baiknya kita seleksi sendiri mana yang bisa dipotong. Potonglah yang benar-benar tidak penting. kalau semua penting, potonglah yang penting tapi nggak masalah kalo dialog itu nggak ada.

kemarin saya bikin cerpen, ada dialog kernet angkot yang terpaksa saya potong meskipun itu penting menunjukkan tempat tujuan si tokoh udah nyampe.

Contoh Dialog
Apa aku harus mencuri dan menyembunyikan sayapmu, Dewi Drupadi ?”
Aku terheran-heran dengan pertanyaannya. “Mmm..Apa?”
“Supaya kamu tidak usah terbang lagi ke surga
dan meninggalkan aku, kalau perlu aku harus menipu seperti Jaka Tarub untuk bisa memperistrimu.”
(ARYABUAYA)

“Amaya, Aidan telah menunggumu selama dua tahun, dan terus menerus melamarmu tanpa henti sebelum dia kuijinkan menikahimu. Lelaki seperti Aidan, bukan tipe orang yang akan menghilang begitu saja tanpa jejak. Lelaki seperti Aidan, bukan tipe pria yang meninggalkan pengantinnya di malam bulan madu, apapun alasannya, apapun penyebabnya. Kau rela membiarkan dirimu kehilangan dia?
(PAKET BULAN MADU)

“Bukan berarti Ayla tidak suka Ibu di sini, Ayla hanya ingin Ibu berubah. Kita tidak bisa terus menerus lari dan sembunyi, sementara alam menuntut kita bangkit untuk memperbaiki kehancuran apapun yang pernah kita lakukan.”
(SATU TIKET UNTUK KEMBALI)

“Kau anak baik, Rayendra. Dan kau adalah penulis hebat.”
“Kalau bukan karena Tante, aku tidak mungkin berhasil menembus redaksi yang begitu ketat. Kita harus mengantri lama untuk bisa dibaca redaksi.”
“Kalau bukan karena kau penulis yang hebat, karyamu pasti ditolak meskipun aku yang mencoba menembus editornya.”
Rayendra tertawa lebar, tawa yang mengingatkan Diandra pada lelaki yang pernah begitu dicintainya. “Tante selalu bisa membalikkan kata-kata. Aku belum sehebat Tante, kan?”
“Tentu saja, jangan harap semudah itu melampauiku. Tapi ada saatnya nanti pemuda sepertimu menggantikan para sesepuh seperti aku. Ray, ini hanya awal, perjalananmu baru dimulai.”
(PANGERAN MIMPI)

Hidup tak selalu mudah, Agiska, meski kita berlimpah harta. Tempat ini adalah pelarian Mama dikala Mama membutuhkan ketenangan, dikala Mama bosan, dikala Mama bertengkar dengan Papamu, dikala mendung menggelayuti rumah tangga kami. Keluar dari sini, segalanya terasa jauh lebih baik. Mama merasa sedikit nakal dengan berselingkuh di belakang Papamu, membohonginya seolah Mama tak pernah melukis lagi,dan menyembunyikan lukisan dari Papa..Tapi entahlah, rasanya itu membuat Mama jauh lebih hidup.”
(MY SECRET GARDEN)
Seputar Dialog
Sebentar, aku mau jawab ini dulu : Menurut Donatus A. Nugroho, dialog mewakili jamannya ya kakak?
Nggak juga lho kak..Dialog bahkan bisa bertahan dari jaman ke jaman, karena itula
h mengapa saya mencontohkan dialog yang nggak alay dan nggak menggunakan bahasa gaul. Karena dialog-dialog seperti itu, enak dilafalkan, mudah diserap dan dimengerti, dan tetap bertahan dari jaman ke jaman.
bahkan humorpun bisa cerdas...perhatikan film Friends. Atau How I met Your Mother.
Kalo kita berpikir bahwa dialog harus cerdas, secara harfiah, mungkin tidak sepenuhnya benar. Beberapa karakter sengaja kita beri dialog yang konyol dan malah kacau. Jadi dalam hal ini penulis yang dituntut cerdas menciptakan dan menempatkan dialog. (Mas DAN)
Membuat dialog yang cerdas atau cerdas memilih dialog? membuat dialog yang cerdas jelas bisa dilakukan ketika kita sudah bisa cerdas dalam memilih dialog. Kita bisa menggantikan dialog yang biasa aja dengan dialog yang lebih cerdas, dan itu artinya kita sedang membuat dialog yang cerdas berdasarkan pilihan kita. Itu cuma soal perbedaan gaya bertutur aja kan? Dialog cerdas, dengan cerdas memilih dialog. Karena dialog yang cerdas dihasilkan dari pemilihan dialog yang kita lakukan. 
Berarti dialog tepat dengan karakter yang pas. Misal, kita beri dialog tentang mengingatkan makan kepada karakter yang kita buat males makan. (Kasma Maret)

On 0 komentar

Baru selesai nonton film GOD BLESS AMERICA. Dan saya buru-buru pengen menulis, bukan menulis review tentang filmnya yang super keren, tapi tentang pesan yang saya tangkap serta kebersinggungan jalan cerita film ini dengan makna berkelahi.

Apakah pernah terbersit untuk membunuh seseorang? Seseorang yang sangat menjengkelkan? Siapa yang paling ingin kalian bunuh? Seseorang yang songong? Yang tak tahu adat? Yang menyampaikan kebenaran dengan cara yang salah? Yang menggurui dengan bekal ilmu yang sangat sedikit? Yang sok?

Let me "curcol"! Sebagian masa kecil saya (sebagian kecil saja) dihabiskan untuk pergi jauh dari seorang bocah bernama "X", bocah yang sangat tidak fun untuk jadi teman bermain. Suka ngajak berantem, kalo ngomong suka nyelekit dan nusuk-nusuk. Sebagian kecil masa SMP, juga saya habiskan untuk pergi jauh dari seorang bernama "Y", teman yang otoriter dan suka maksa.

Suatu malam, berpuluh tahun lalu. Bocah X ngejek keluarga saya, dan itu sangat teramat OOT (bukan out of topic, but OUT OF TOLERANCE) kejadian itu mengambil setting depan rumah bocah X. I don't Fuc**ng care! Kalian tahu, atau sudah merasakan? Bagaimana besarnya makna keluarga? Dan ketika ada seseorang yang berani main-main dengan "daerah" itu, maka semua ketakutan hilang, berganti dengan amarah yang memuncak, tak terkecuali bagi bocah SD. Kami berkelahi, saya ingat betul kepala bocah X berdarah karena hantaman batu. Kakaknya datang dan memukul rahang saya, bapaknya juga mendekat, beliau telah mengambil ancang-ancang buat mukul, tapi ga jadi. Dan ... kejadian malam itu, ternyata berhasil mengubah prangai bocah X terhadap saya. Berkelahi bisa mengubah seseorang menjadi sahabat kecil yang fun.
 
Lama ... saya hampir bisa memastikan kalau jumlah perkelahian saya bisa dihitung dengan jari. Termasuk dengan teman Y yang otoriter. Kami tak pernah diberi kesempatan buat berkelahi. Kalian tahu? Dia kecelakaan setelah kami menginjak SMA. Kakinya tidak normal lagi. Kecelakaan ternyata bisa mengubah seseorang menjadi sahabat yang fun. Saya akui saya berdo'a untuk itu. Berdo'a agar dia celaka, meski akhirnya saya sesali ketidak-gentle-an saya.

Masa SMA saya beruntung bisa berada di lingkungan yang orang-orangnya pada nurut, bahkan disuruh belajar tambahan sampe malem juga mau. Ga ada yang berani ngomong kalau guru lagi marah (bandingkan dengan guru di sinetron). Intinya, masa SMA minim konflik, teman-temannya pada fun. Tapii ... (selalu ada "tapi") ada guru akutansi (hai Pak Yunidi hehe) entahlah ada apa dengan beliau? Kenapa seperti mencari-cari kesalahan saya. Saya benci jam pelajaran akutansi! Mau berkelahi? Ah ... kualat, lagian keberanian saya belum se-extrim itu. Apa berkahnya? Saya berhasil tembus perguruan tinggi negeri. Gara-gara ingin membuktikan kalau saya ga sebodoh yang beliau kira. Walau tetap bodoh pelajaran akutansi ... sampe sekarang.

Kuliah? Saya dulu sempat berjanji, akan membunuh karakter salah satu dosen saya di tiap novel yang nanti saya buat. Dan ... sampe sekarang ga ada satu novelpun yang rampung.

Kerja? Pasti pernah ketemu pelanggan yang super nyebelin? Beruntung pernah baca-baca buku bisnis dan pengembangan karakter, jadi tiap kali mau marah? Ga jadi, apalagi sampe berkelahi. Cuma keributan kecil.

Hmm ... kita masuk ending nih. Saya ga pernah niat buat berkelahi. Semua perkelahian adalah sebuah "adegan tak terhindarkan". Kadang nyesal, kadang disyukuri. Mau berkelahi? Pikir-pikir dulu! Atau jangan kelamaan mikir? *ups

On 2 komentar

Berapa jauh kau akan pergi? Ratusan kilo? Kamu tega. Aku merindumu, bahkan jika selisih jarak kulit kita hanya selebar dua jari kelingking. Kau memotong hatiku menjadi dua bagian. Sebagian lantang berteriak JANGAN PERGI. Sebagian lainnya, mati-matian mendukung pilihanmu.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan? Satu siklus lebaran? Kamu kejam. Aku merindumu, bahkan belum sempat karbon dioksida keluar dari hidung kita. Satu tarikan napas. Kau melukis hatiku dengan tinta hitam putih. Sebelah kau biarkan menyala terang dengan cinta dan kasih. Sebelahnya lagi, kau biarkan gosong dalam cemas dan ketar-ketir.

Berapa berat renjana yang mesti kita gotong? Seberat gunung?
Berapa harum?
Berapa tinggi?

Cinta ... jika kau mendengar desah napas saat sepi, kita akan bertemu. Jika kau menatap bola mata yang sesekali kerjap atas laut dan hutan di sekelilingmu, cinta sedang berkomplot menemukan kita. Tak peduli jauh, lama, berat, tinggi dll. Berapa saja, yah ... berapa saja!

On 0 komentar


“Apa yang ingin dihembuskan, jika udaranya tak ada?” Apa yang ingin anda tuliskan, jika jarang membaca? Sebagai penulis, ide memang bisa datang darimana saja. Tapi, pengalaman anda tak cukup luas untuk terus menerus digerus ke dalam cerita fiksi atau artikel nonfiksi. Pengetahuan anda (jika tak terus ditambah) akan habis suatu detik nanti. Dan apa lagi yang hendak ditulis?

Stephen King pernah berkata, “If you want to be a writer, you must do two things above all others: read a lot and write a lot.” Yah ... King meletakkan kata “membaca” lebih dahulu dibandingkan “menulis”. Betapa membaca begitu penting, bukan?

Membacalah ...! Dan realitas menjanjikan anda dua kebahagian sebagai penulis: ILMU, yang (mungkin) berguna bagi kehidupan. IDE, yang (pasti) berguna bagi tulisanmu.

Yakinlah, seberapa besar tekad anda untuk membaca, akan berbanding lurus dengan keberhasilan tulisan anda, meski ia—membaca, bukan satu-satunya “kunci” membuka pintu ke sana.

Musikus sekelas Giring Nidji adalah seorang kutu buku. Bahkan di waktu senggang, ia juga mewariskan kecintaannya terhadap buku kepada dua anaknya; membacakan buku favorit mereka seperti dragonball atau naruto. (femina 11 agustus 2012)

Seorang penulis yang gemar membaca, tercermin dari tulisan-tulisannya yang cerdas, tidak membodohi, dan beragam. Masihkah kita mau terus-terusan menulis dari “angin”? Saya sih ogah, Semangat membaca ...! *nyesal baru mulai gemar baca (dan belum gemar-gemar amat)
                                                           

On 0 komentar

Teman-teman blogger Indonesia, dapatkan inspirasi blog kamu dari VOA untuk dapatkan kesempatan memenangkan iPad2! VOA mengadakan Kontes Ngeblog VOA yang dimulai pada 1 Desember 2011 dan digelar selama setahun penuh.

Bagaimana cara ikutan Kontes Ngeblog VOA?
...Cari acara atau berita VOA yang menarik perhatianmu.
...Ceritakan dalam blogmu dan kirimkan tautannya ke VOA. Formulir pendaftaran akan tersedia setelah kontes dimulai.
...Setiap bulannya, VOA akan memilih tulisan yang paling mengena dan mendalam sebagai blog terbaik.
Hadiahnya? Sebuah iPad2 setiap bulannya, plus iPod dan berbagai hadiah menarik lainnya. Jadi, walaupun kamu hanya bisa memenangkan hadiah utama sekali, kamu punya banyak kesempatan untuk memenangkan hadiah-hadiah dari VOA karena Kontes Ngeblog VOA berlangsung sampai November 2012.
Berikut di bawah ini, keterangan selengkapnya mengenai Kontes Ngeblog VOA...
PERSYARATAN:

1.  Kontes Ngeblog VOA ini terbuka untuk umum. Staf VOA dan kontraktor yang bekerja untuk VOA, termasuk keluarganya, tidak diperbolehkan mengikuti kontes ini.

2. Kontes Ngeblog VOA diadakan secara bulanan selama setahun, dan dimulai sejak bulan Desember 2011. Blog yang ditulis dan diterbitkan pada bulan tertentu harus sudah diterima oleh panitia melalui formulir di website di VOAIndonesia.com selambat-lambatnya tujuh hari sesudah hari terakhir bulan tersebut. Pemenang akan diumumkan enam minggu sesudah tenggat waktu. Berikut jadwal selengkapnya:

Bulan Tenggat Waktu Pengumuman
Desember 2011 7 Januari 18 Februari
Januari 2012 7 Februari 20 Maret
Februari 2012 7 Maret 18 April
Maret 2012 7 April 19 Mei
April 2012 7 Mei 18 Juni
Mei 2012 7 Juni 19 Juli
Juni 2012 7 Juli 18 Agustus
Juli 2012 7 Agustus 18 September
Agustus 2012 7 September 19 Oktober
September 2012 7 Oktober 18 November
Oktober 2012 7 November 19 Desember
November 2012 7 Desember 18 Januari

3. Panitia berhak untuk menghentikan Kontes Ngeblog VOA bila kemudian jumlah peserta tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan penilaian, atau karena alasan lain yang menjadikan Kontes Ngeblog VOA ini tidak dapat dilanjutkan.

4. Blog ditulis berdasarkan laporan VOA baik dari TV. Radio, Website, Facebook dan YouTube. Blog juga harus mencantumkan secara khusus tanggal, judul dan isi dari laporan VOA yang digunakan.

5. Blog berisi analisis dan saran yang disertai dengan argumen kritis tentang topik yang diangkat, baik yang bersifat negatif maupun positif.

6. Blog dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

7. Tulisan dalam blog harus dimasukkan pada formulir isian lomba yang kami siapkan di situs www.voaindonesia.com

8. Panitia tidak membatasi jumlah blog yang berpartisipasi; peserta dipersilakan mengirim sebanyak-banyaknya. Namun, masing-masing peserta hanya memenangkan hadiah pertama sekali, hadiah kedua sekali dan hadiah ketiga sekali selama berlangsungnya Kontes Ngeblog VOA ini. Hanya akan ada satu pemenang  pertama, satupemenang kedua dan satu pemenang ketiga setiap bulan dan tidak ada pemenang yang berturut-turut mendapatkan hadiah selama 12 bulan pelaksanaan Kontes Ngeblog VOA ini.

10. Pemenang akan diumumkan melalui website VOA Indonesia, dalam waktu enam minggu setelah penutupan periode setiap bulan.

11. Pengiriman tulisan di blog kepada VOA berarti blogger telah mengizinkan VOA untuk memproduksi ulang dan membagikan tulisan tersebut melalui website, Facebook dan Twitter VOA

12. Tulisan pada blog dapat mencantumkan pula foto dan video yang mendukung. Blog yang menggunakan sumber tidak langsung tidak boleh melanggar hak cipta dalam bentuk apapun.

PENJURIAN:
1. Penilaian dilakukan atas penggunaan laporan/ liputan VOA dalam penulisan blog.
2. Penilaian juga didasarkan pada kreativitas, orisinalitas, kedalaman, akurasi dan ide-ide baru yang dimunculkan dalam blog.
3. Penilaian juga berdasarkan jumlah orang yang membaca blog Anda.
4. Keputusan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu-gugat.
5. Pemenang akan diumumkan dalam waktu enam minggu setelah penutupan setiap periode lomba di situs VOA dan Facebook VOA dan diinformasikan juga kepada pemenang melalui email.


info lebih lanjut :http://www.voaindonesia.com/info/voa_blogging_contest/2173.html

On 0 komentar

Ketentuan Lomba Menulis Puisi Esai
Hadiah Puisi Esai Denny JA
Terbuka untuk Umum
Berhadiah Total Rp 50.000.000,00

Ketentuan Umum
  • Tema. Tema puisi esai adalah masalah sosial, khususnya masalah sosial yang problematis. Aspek sosial yang dipilih bebas, boleh berupa kisah cinta tak sampai karena perbedaan status sosial ekonomi, agama, ideologi, pandangan politik, dan sebagainya. Puisi esai dianggap berhasil jika temanya menyentuh persoalan masyarakat luas.
  • Penokohan. Tokoh puisi esai adalah sosok di tengah pergulatan sosial maupun sosok yang melibatkan diri dalam situasi sosial yang problematis. Tokoh harus dieksplorasi dan dihadirkan pergulatan psikologis dan gambaran batinnya dan harus menggam-barkan perkembangan psikologis tokohnya. Puisi esai dianggap berhasil jika tokohnya menyentuh pembaca.
  • Alur. Karena puisi esai cenderung panjang, maka pengolahan alur menjadi penting agar unsur dramatik puisi esai dapat dikem-bangkan sebaik-baiknya hingga tidak membosankan.
  • Latar. Latar puisi esai bebas, baik masa kini maupun masa silam, namun harus memiliki dan menghadirkan dimensi sosial yang kritis. Latar puisi esai hendaknya mengacu pada latar sosial yang benar-benar pernah terjadi, baik di masa kini maupun di masa lalu. Acuan pada kenyataan ditunjukkan oleh adanya Catatan Kaki.
  • Catatan Kaki. Catatan Kaki dapat berupa hasil riset/penelitian sosial, makalah, buku ilmiah, maupun pemberitaan di media massa.
  • Bahasa. Puisi esai ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, komunikatif, serta mudah dimengerti. Penggunaan metafora, simbol, rima, metrum, dan berbagai gaya bahasa lainnya, dibolehkan —bahkan dianjurkan— namun harus tetap komunikatif dan mudah dipahami.  Puisi esai dianggap berhasil jika dapat dipahami publik seluas-luasnya.

Ketentuan Khusus
  • Puisi esai ditulis dengan Ms. Word. Panjang puisi esai minimal 10.000 karakter.
  • Puisi esai di kirim ke alamat Jurnal Sajak: jurnal.sajak@email.com dengan cc ke lombapuisi@yahoo.com dan puisiesai2012@yahoo.com dalam bentuk attachment selambat-lambatnya 20 Agustus 2012. dengan nama file menggunakan nama asli Anda (nama lengkap).
  • Tulis identitas di halaman akhir puisi esai yang Anda kirimkan: nama, alamat KTP, alamat email, akun facebook atau twitter (jika ada), dan biodata ringkas.
  • Pemenang lomba menulis puisi esai akan diumumkan di Jurnal Sajak Edisi 4, September 2012 serta di akun twitter @DennyJA_World.
  • Keputusan Dewan Juri tidak dapat digugat. Baik Juri maupun panitia tidak melayani aneka pertanyaan soal mengapa sebuah karya menang atau tidak.
  • Penyelenggara berhak memuat puisi esai yang menang di Jurnal Sajak tanpa memberi honor lagi.
  • Penyelenggara berhak memuat puisi esai yang tidak menang lomba di Jurnal Sajak, dengan honor yang lazim berlaku di Jurnal Sajak

Hadiah
•  Pemenang Pertama Rp 12.500.000,00
•  Pemenang Kedua Rp 10.000.000,00
•  Pemenang Ketiga Rp 7.500.000,00
•  10 Pemenang Hiburan @ Rp  2.000.000,00

Source: http://puisi-esai.com/2012/06/16/2-lomba-menulis-puisi-esai-2/

On 1 komentar

Aku memulakan kisah ini pada medio April 2011. Menyusuri FanPage Facebooknya dari awal (hanya yang terlihat) dibuat. Membaca sebuah note 'Bangsat-bangsat Berkelas -Episode 19'. Sebuah kisah bersambung. Penulis yang hebat bukan? Di sela kesibukannya ia menyempatkan membuat cerita buat para penggemarnya. Aku hanya membaca judul dari note tersebut dan menaikkan 'scroll mouse'. Lagi sangat malas membaca plus mata perih jika menatap layar monitor dalam jangka waktu yang lama.
Penulis hebat? hmmm nantilah kita akan tahu hebat atau sebaliknya.

"Saya menyarankan anda gabung 'goodreads'" Begitulah kira-kira isi postingan lanjutan. Sebuah jejaring yang membahas tentang buku. Saya gabung goodreads bukan karena membaca postingannya. Ah, sepertinya Tere Liye mulai kurang nyaman dengan beberapa fans. Kok gitu? nantilah kita akan tahu seperti apa.

Terlepas dari keabsahan FanPage Tere Liye (apakah benar yang memposting dan ngurusin FP ini dia? apakah bukan penjaga warnet yang iseng? apakah bukan anak SMA yang kurang kerjaan?). Isi postingan-postingan di sana memang satu nada dengan beberapa gagasan yang hendak Tere Liye sampaikan dalam beberapa bukunya. Ah kau sok tau, hmm mau tau?
kalian 'in relationship'/pacaran lantas di umumkan di facebook? memasang foto pacaran, mesra nian nampaknya, sudah kayak mengalahkan suami istri yg menikah 50 tahun saja... sy pikir kalian percuma sdh membaca novel2 sy, jauh2 sana... Source: FP Tere Liye

Dari dahulu, relationship status fb saya dihiden, dari dahulu saya tidak pernah menampakkan foto mesra dengan pacar atau siapapun. Dan itu artinya saya tidak punya kepentingan berarti untuk membela orang yang di potingan tersebut. Niatnya baik, ingin menasihati kalau pacaran itu haram, dan apa gunanya majang foto mesra di jejaring sosial. Tapi, suatu kebenaran yang teramat benar takkan menjadi kebenaran di telinga orang yang disudutkan. Apalagi menggunakan penyampaian saran yang kurang benar.

Ada banyak cara untuk 'menyeleksi' fans. Ada banyak cara untuk mencari teman atau musuh. Dan saya rasa postingan tersebut belum terlalu tepat untuk ukuran penulis. Penulis yang menulis tentang cinta dengan kekentalan islam di dalamnya.

terkadang, cara terbaik membalas hal2 jahat yg ditujukan kpd kita adalah dgn tdk membalasnya.
-tere liye, rembulan tenggelam di wajahmu


Sebenarnya saya jarang sekali komen di profile fb bahkan milik teman terdekat di dunia nyata. Saya lebih suka memperhatikan. Karena itulah, saya selalu terpesona jika melihat kalian begitu semangat komen di page ini, mana panjang2, dan komennya kemana2.

Saya berkali2 mengingatkan, default page ini adalah: SHARE, bukan komen atau like. Jika bermanfaat dan suka, silahkan di-share. Kalau tdk ada tombol share yg terlihat, maka silahkan copy paste, repost.

Mungkin postingan di atas adalah awal kejengkelan Tere Liye. Kebanyakan kita (apalagi abg) begitu semangat ketika berhubungan dengan sesuatu yang famous. Semoga kita bukan salah-satu di dalamnya.

Begitulah ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesutu berdasarkan pembuatnya bukan pada apa karyanya. Kita akan membenci sebuah novel-bagus, ketika mengetahui penulisnya tidak bagus.

Tere Liye, sepotong hatinya bukan untuk disanjung-sanjung fans. Dan itu saya kagumi. Darwis Tere Liye, sepotong hatinya yang lain begitu emosi menyampaikan kebenaran. Berharap hanya pada penggemarnya yang mau berpikir terbuka, memahami logika berpikirnya yang tak awam.

Tere Liye ternyata dia seorang laki-laki. Darwis, dahulu ketika mendengar nama ini saya membayangkan bapak-bapak umur 50an, bertubuh gempal dan berkaca-mata. Pada kondisi tertentu, ketidaktahuan jutru lebih menggembirakan dibandingkan pengetahuan. Sama halnya FP ini, saya memilih meninggalkannya. Karena saya memilih tidak tahu tentang apa yang akan dia sampaikan selanjutnya. Dan itu membantu saya membaca karyanya tanpa subjectivitas apa-apa.

On 0 komentar


Ini cerpen tentang apa sih? ini cerpen tentang apa bukan berarti plot. Tema adalah ide pokok, atau beberapa ide yang dikembangkan dengan cara kerja literasi. Cerpen yang baik sejatinya memiliki gambaran lugas tentang apa yang hendak diangkat penulis. Jadi pemilihan tema adalah salah satu faktor kunci keberhasilan sebuah cerpen. 

Kebanyakan penulis pemula(termasuk saya) biasanya berlama-lama di opening, dan kunci pokoknya malah terabaikan.Penulis, sejatinya memanfaatkan ruang sempit pada cerpen sebagai bahan untuk mengeksplor tema utama, menggarisbawahi pesan yang hendak disampaikan agar mampu tercerna dengan baik (tentu saja bukan dengan menggurui, hargai intelektualitas pembaca)

FOKUS
Bukan seperti novel, dibutuhkan kejelian penulis cerpen untuk memasukkan banyak hal ke dalam jumlah huruf yang terbatas. Oleh karena itu, Fokus pada satu isu bisa membuat sebuah tema yang berhasil. Jangan biarkan tema melebar.
Mengetahui apa yang hendak anda sampaikan adalah salah satu cara agar tulisan kita tidak bias dan melebar. Ingatlah! Ide awal ketika anda hendak menulis cerita anda, Jika ditengah tulisan ada ide lain yang masuk dan itu bisa 'diatur' untuk menyokong ide utama. Masukkan. tapi jika tidak, lebih baik abaikan, karena akan merusak ide utama.

UNIK
Tak bisa dipungkiri, dunia kepenulisan cerpen semakin berkembang. Beragam pilihan disodorkan pada pembaca. Tema yang unik bisa membuat sebuah cerpen lebih berwarna dan berbeda (tentu saja, cara pengemasan tulisan juga harus diperhatikan) Seunik apapun, jika dikemas biasa-biasa saja tidak akan lebih menarik dari tema sederhana yang dikemas luar biasa.
Jika anda adalah seorang yang menanamkan kesungguhan untuk menjadi Penulis, maka yakinlah pasti akan ada saatnya menemukan ide-ide brilian tentang tema yang akan diambil, lebih unik, lebih powerfull dari yang anda bayangkan.
Seseorang yang gemar mengamati lingkungan sosial atau apapun itu, juga biasanya lebih mudah mengembangkan ide. So, mulailah berpetualang dengan keranjang idenya

KEJUTAN YANG BERMAKNA
Hampir semua manusia menyukai 'surprise'. Dibuat merinding, terharu, kocak dll. Tema yang baik bisa membantu penulis memberikan kejutan pada pembaca, bahkan mungkin bukan hanya kejadian tak terduga tapi juga memiliki makna yang menggema lebih lama di benak mereka. Mencerahkan.

On 0 komentar

Jujur, saya sangat jarang sekali membaca novel, cerpen, puisi atau apapun yang berbau Surealis. Dan hari ini, saya mendapatkan pencerahan, bahwa aliran ini memiliki daya pikat tersendiri. Berikut saya kabarkan pada kalian beberapa ilmu yang saya dapat di kelas cendol (Sebuah ajang diskusi online tentang kepenulisan).

Inilah surealis, sebuah gerakan (termasuk dalam sastra) yang pada awalnya lahir dari dunia mimipi dan alam bawah sadar. Maka tak heran karya surealis selalu menghadirkan cerita-cerita yang aneh, ganjil dan irasional.
-Agus Linduaji-

Dengan ilmu saya yang masih sempit tentang aliran ini, plus referensi  yang sangat tidak memadai yang saya miliki. Saya mencoba menafsirkan. Bahwa aliran ini membutuhkan 'kesabaran dan kegigihan' extra untuk bisa memahami apa yang dimaksud dari cerita surealis. Membutuhkan ilmu dan daya hayal yang juga luar biasa bagi penulis untuk membuat karya surealis yang menarik. Kalau boleh saya simpulkan, kebanyakan penulis surealis adalah orang yang 'gila'. Orang yang berfikir tidak wajar dari orang kebanyakan seperti saya. Sehingga melahirkan karya-karya yang ganjil, bahkan tabu.


Jika dikatakan bahwa Surealis berawal dari mimpi dan hayalan. Maka aliran lain juga bisa dihayalkan bukan? tapi aliran ini memaksudkan 'mimpi dan hayalan' tadi bukan seperti mimpi dan hayalan aliran lain. Jika fantasy lebih 'mendongeng' maka surealis lebih 'real' tapi tetap tidak masuk akal *nah loh, bingung kan? sama hehe. Surealis lebih mengkritisi, menggugat, blak-blakan, bahkan cenderung menggunakan bahasa yang apa adanya. Meski tetap susah dipahami.(tergantung pembacanya, bagi orang awam seperti saya mungkin saja susah, tapi bagi surealis-holic bisa jadi sangat mudah mencernanya)


Surealis itu aneh. Bagaimana mungkin seorang pengemis bisa menjadi patung karena terlalu lama berdiri? Bagaimana mungkin seorang ibu melahirkan burung gagak?


Entahlah ah, bingung.

Source: Jum'at cendol, 22 juli 2012: menulis surealis. di diskusi fiksi.menulis fiksi. membaca fiksi. (Universal nikko+mayokO aikO)

On 0 komentar

Tahta MahameruTahta Mahameru by Azzura Dayana

My rating: 3 of 5 stars


Saya bingung, ini novel apa 'provokator' yak? haha.. kok 'ngomporin' mulu kerjaannya. Novel ini seakan ga henti-hentinya bilang: "Masihkah kau tetap disini? tanpa pernah mengetahui keindahan bumi kita dengan mata dan hatimu sendiri? Lihat Raja Ikhsan, Lihat Mareta, Lihat Faras.. tak inginkah kamu seperti mereka?"

Penasaran, itu adalah magnet yang menarik untuk terus membuka tiap halaman dari novel ini. Mengapa Faras rela berpetualang menyeberang pulau--mencari Raja Ikhsan, (Ah, ini pasti tentang cinta ... pasti! nebak-nebak ah). Aku seolah tak peduli pada paragraf-paragraf yg terlalu narative, aku penasaran pokoknya. Aku tak peduli pada penceritaan masa lalu yang bertele-tele, aku hanya ingin tau mengapa seorang jilbaber yg kutu buku, mau mati-matian 'mengejar' seorang pria sinis dan tak pernah menghargai perempuan kecuali ibunya. (Ah, rasanya ini bukan hanya tentang cinta, atau bukan tentang cinta sama sekali).

Yang luar biasa dari novel ini adalah penokohan yang begitu kuat. Faras yang religius, polos, cerdas, dan teramat baik. Ikhsan yang sinis, pendendam, cuek, dan sangat egois. Serta Mareta yang easy going, bebas, dan ga mau ambil pusing. Ketiga tokoh utama yang secara bergantian menjadi '1st narator' dalam buku ini, sama-sama memiliki keinginan untuk menjelajah tiap sudut indah di bumi.

Settingnya juga sangat detail, jelas sekali.

Bagiku, novel ini mengangkat ide cerita yang tidak sesederhana ceritanya. Menceritakan tentang Faras yang tak pandang bulu dalam memberikan kebaikannya, serta mengabaikan pemilahan tentang 'orang seperti apa yang harus ia jadikan sahabat?' Sebuah ide cerita yang bagiku luar biasa.

Jika dikatakan novel ini 'renyah' saya sepakat. Penulis seolah-olah ingin tiap katanya bisa dicerna tiap kalangan. Andai saja novel ini tidak menyelipkan dialog-dialog 'wow' saat Faras dan ikhsan berbicara, mungkin saja novel ini akan terasa sedikit 'terlalu renyah'.

Novel inspiratif. Terutama bagi backpacker, Traveler (apa travelista yak, entahlah ga tau), dan para sahabat yang masih memilah-milah tentang orang mana yang lebih pantas menerima 'persahabatanmu'.



View all my reviews

On 0 komentar

Boleh jadi saya termasuk ke dalam golongan orang-orang yang gaptek. Orang-orang pada beralih menggunakan twitter, tapi saya masih betah menggunakan jejaring sosial Facebook. Meski memang, gaptek atau ga sih tidak bisa diukur melalui jejaring sosial mana yg ia gunakan, atau punya-tidak punya akuntersebut.

Okeh, tidak usah berpanjang lebar pembukaannya.. langsung masuk ke 'biji' nya. Jadi gini nih, Orang cakep yang nulis ini ternyata punya dua akun FB (lah trus? hebat gitu haha). Yang satu buat seluruh teman dunia maya, siapapun kenal ga kenal bisa saya add atau confirm (kecuali kalau fb orang yg add saya, telah saya ketahui itu adalah fb fiktif). Nah, yang satunya lagi nih, cuma untuk orang-orang yg benar2 saya kenal. FB pertama termasuk akun yg lebih sering saya gunakan dari FB kedua. Kenapa? karena ternyata jumlah teman fb yang banyak akan berbanding lurus dengan jumlah komen dan jumlah orang yang mau diajak chat. :)

Dan hari ini, entah ada jin dari mana yang menggerakkan hati untuk membuka FB kedua. Benar seperti dugaan saya. Hanya ada 5 orang teman yang online, dan saat apdet status pun, ga ada yang komen (nasebb nasebb,, ketauan banget ya kalo manusia itu emang butuh diperhatiin.. salah satunya kepengen status Fbnya di komen wakaka). Jadi gini, kita anggap saja menulis status fb adalah pekerjaan 'berbicara' dan menulis koment di status orang adalah pekerjaan 'mendengar'. dan yang terakhir, ngintip2 profil orang kita anggap pekerjaan 'mengamati' haha.

Seperti ada sesuatu yang menyadarkan saya, bahwa kadang kita harus 'mendengarkan'. Memahami orang lain, menyaring tiap sari kebaikan dan membuang hal-hal negatif dari 'pembicaraan' orang2 di fb. Bagi sebagian orang 'mendengarkan' adalah sesuatu yang sangat susah dilakukan. Menurut saya, itu hanya masalah kebiasaan dan kekurang-pekaan saja. *salam sok tau. :P

On 0 komentar

Malam, kali ini aku hanya akan bercerita tentang dua mata.

Pada gelapmu yang hampir habis diambil subuh, aku akan menghabiskan bergelas kopi. Memindai lamun masa lampau menjadi benang-benang kenang. Kenang tentang apa? Tentang kamu dan dua mata.

Malam, kali ini... aku janji hanya kali ini. Aku akan berlama-lama dengan insomnia. Boleh?

Pada purnama yang kau sajikan di hari ke empat belas, aku takkan meneguk setetes air putihpun. Aku ingin tetap terjaga. Itu saja. Karena aku merindu degup jantung yang berdebar, memikirkanmu dan dini hari yang hampir menjemput kita dengan sebaris kata 'PISAH'.

Ada jutaan embun yang setia turun sebentar lagi. Menemani kita dengan dingin yang nyaris sama dengan hari-hari sebelumnya. Meski kali ini, kau memaksa menghadiahkan dua matamu untuk kunikmati terakhir kalinya. "Inilah cinta, dan seperti inilah semestinya cinta mengajarkan ketulusan, tanpa pamrih, dan apa adanya" kau menggamit tanganku, meski gerimis telah datang perlahan di hati yang begitu rentan dan rapuh. Gerimis tentangmu yang tak lagi sama seperti dahulu.

Ah, malam. Pada hitammu yang telah berubah menjadi perak--matahari yang semena-mena. Kita akan berpisah secepat ini.

Aku belum mau tidur.. BELUM MAU.
Ceritakan lagi, dongengkan lagi.. tentang mata dan jangan pergi.

5cm

On 0 komentar

5 cm5 cm by Donny Dhirgantoro

My rating: 5 of 5 stars


Aku melewatkan buku keren ini hingga cetakan ke duapuluh satu. Sebuah buku tentang pentingnya tekad, kerja keras dan mimpi. mengisahkan 5 orang sahabat yang 'unik'.

Jika anda membacanya dengan hati, maka suntikan motivasi dalam buku ini bisa jadi akan mengubah anda. bagaimana persahabatan yang terjalin dengan hati (juga) akan membuat hidup lebih berwarna.

gabungan antara puitik dan konyol, ditambah dengan humor2 yang cerdas..

kelemahan dari novel ini dimata saya (bisa jadi menjadikan kelebihan tersendiri di mata pembaca lain)
ada bagian2 'ngeres' pandangan laki-laki tentang wanita dan body-nya. serta terlalu banyak lyrics lagu yang 'dipajang' meski secara cerita lagu2 tersebut nyambung.
serta beberapa dialog2 tentang filosfi beberapa toko terkenal yg bagi saya terkesan dipaksakan untuk dimasukkan.
minim konflik, ga ada tokoh antagonisnya sama sekali. semua tokoh seperti malaikat.

but this is a great novel.. di jamin suka.



View all my reviews

2

On 0 komentar

22 by Donny Dhirgantoro

My rating: 4 of 5 stars


emmm apa ya? hikmah dari buku ini kurang lebih sama, dengan novel 5cm milik donny jg. Tentang tekad, kerja keras, perjuangan, dan bumbu-bumbu percintaan antara gusni dan hari.

terlahir sebagai seorang anak perempuan yg mengidap penyakit keturunan (berat badan yg selalu bertambah, seberapa kuatpun ia berolahraga atau usaha lainnya untuk mengurangi lemak di tubuhnya). Penyakit yang baru ia ketahui ketika ia sudah beranjak remaja.

kelebihan dari novel ini adalah kelihaian penulis dalam membawa emosi pembaca dalam memaknai hidup. Humor2 yang ringan (kadang pengen ngejitak penulisnya, lagi asyik berharu-haru ria.. eh dia ngelawak.. hilang dah haru2nya hahaha. Diksinya saya suka, meski kadang ada di beberapa paragraf diksinya begitu kering, atau mengulang diksi yang pernah penulis tulis di paragraf sebelumnya.

kekurangannya.. novel ini begitu 'pemimpi' kadang bahkan terkesan ga logis. Atau mungkin donny tidak menuliskan mengapa bisa seperti itu, contohnya ketika sang papa harus bayar uang operasi mama ngelahirin, beli susu buat gusni yg nafsu makannya gede bgt.. dari mana papa dapet duit,, jk hanya mengandalkan menjual 'kok' bulutangkis (bhkan pd saat itu bisnisnya lg susah,, blm lagi mesin pembuat kok tradisionalnya rusak). Lagi2 minim konflik, tokoh2nya sama spt 5cm terlalu 'malaikat' hanya ada pertengkaran kecil gusni dgn gita (kakaknya, itupun ditampilkan hanya untuk memenuhi unsur 'manis' rasa sayang gita buat gusni. serta kerusuhan mey 98.. itu saja konfliknya.
Terlalu menggurui pembaca dengan menyebutkan ciri2 fisik para tokoh bahkan kadang perangainya,,

selebihnya saya suka novel ini... 'inspiring'.



View all my reviews


On 0 komentar

Apa gunanya menjadi seorang yang angkuh? Selain 'kepuasan' sendiri, tak ada jawaban lain yang bisa saya hadirkan sebagai pertanyaan pembuka diatas. Sebegitu susahkah menjadi humble? Ya, sangat susah, jika kita menganggap diri begitu sempurna dalam banyak hal, padahal kita takkan benar-benar sempurna. Tapi tahukah kita? kalau menjadi pribadi sederhana dan rendah hati adalah sebuah 'kebahagaian' tidak hanya bagi kita pribadi, tapi juga bagi sosial.

Sekarang, mari kita belajar menjadi humble, karena dengan begitu, kita bisa menikmati 'kebahagiaan' seperti yang disebutkan sebelumnya.

A. Jujurlah dalam 'mengevaluasi' diri kita sendiri
Jika kita merasa 'lemah' dalam beberapa hal, akui saja, itu akan membuat kita berhenti mendebatkan hal-hal sepele yang merugikan. Dan berusahalah menjadi manusia yang lebih manusia dengan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Terima diri kita apa adanya, maksimalkan apa yang telah diberikan dengan tidak terlalu memaksakan diri menjadi 'the best' dalam segala hal. "No matter how talented You're, there's almost always somebody else who can do something better then you". Mengenali kelemahan, bukan berarti merusak mimpi-mimpi, atau berarti menyerah mengembangkan hal-hal baru dalam penunjang existensi.

Tentu saja, ada hal-hal prinsip yang tidak boleh diabaikan. Ada ranah-ranah tertentu yang mesti anda pertahankan sampai mati.

B. Bagaimana dengan 'kesalahan' kita?
Dalam banyak kasus, 'menghakimi' orang lain memang lebih mudah daripada menyadari dan menghukum kesalahan kita sendiri. Sederhana saja, bagaimana kita bisa humble, jika kesalahan kita sendiri saja tidak tahu. Mulailah untuk meredam nafsu untuk terus-menerus menghakimi orang lain atau yang lebih parah lagi, mencari-cari kesalahan orang lain. Sebaliknya, belajarlah untuk terus menerus mencari apa kesalahan kita tiap harinya, agar bisa membelajarkan orang lain ketika menghadapi kesalahan sama yang telah kita lakukan, bukan menghakimi.

Bayangkan jika kita dalam keadaan berbeda. contoh sederhana, jika kita berhasil menjadi penulis terkenal, tentu saja ada banyak pujian yang mendatangi, tapi bayangkan juga jika anda adalah penulis yang terus menerus ditolak naskahnya oleh penerbit, berusaha menerbitkan sendiri tapi gagal di pasaran (kesian banget euy,, hehehe *ups, stay humble... wkwkwkw kidding)

C. Mengapresiasi orang lain
Menghargai bakat dan kualitas orang lain. Sadar kalau tiap orang terlahir berbeda. Kita masih bisa mengungkapkan 'like or dislike' (kek status pesbuk, pake laik dis yo..) tapi jauhkan pendapat anda dari 'ketakutan' berusahalah se-objective mungkin.

Berhenti membandingkan kita dengan orang lain, maka kita bisa leluasa menikmati apa saja, tanpa harus harap-harap cemas akan disaingi orang lain.

D. Jangan takut berbuat salah
Salah satu begian terpenting dari menjadi rendah hati adalah mengerti kesalahan, dan jangan takut, karena ketika kita begitu ketakutan berbuat salah maka kita akan selalu berusaha menutpinya ketika itu benar-benar terjadi. Mengertilah kalau orang lain juga akan berbuat salah suatu saat nanti. Jangan takut atas 'hukuman' yang diberikan orang lain, anggap itu pembelajaran, jadi untuk apa didebatkan kalau kita emang salah.


B. Others

Lihat apa yang dilakukan Tuhan, ada banyak keajaiban yang tak mungkin kita lakukan, jadi apa yang bisa kita angkuhkan?
Membantu sesama, buat tiap manusisa sejajar dimata kita, bantu mereka dan kita akan merasakan bagaimana cara menghormati mereka.
Berusaha jadi lebih 'gentle'


semoga kita bisa lebih humble, :) maaf kalo ada yang kurang pas tips nya... tetap saling mend'oakan dan mengingatkan sesama, bahwa keangkuhan jauh tak berguna dari kesederhanaan dan rendah hati.

On 0 komentar

Safri, dahulu waktu SMA saya pernah bertanya pada teman asrama tentang arti nama ini. Berhubung dia lulusan pesantren mungkin background pemikirannya ke arab-araban, maka dia mengartikan nama saya sebagai 'perjalanan jauh' diambil dari kata safir atau musafir (hehe nebak-nebak doank sih).

Saya emang bukan orang yang mudah percaya ama mitos atau hal-hal mistis yang belum pasti kebenarannya. Di telapak kaki kanan saya ada tahi lalat gede, kata orang sih bakal jalan jauh atau suka jalan. Dan emang bener saya termasuk orang yang suka bepergian, meski perjalanan terjauh hanya sebatas pariaman--sumbar. Tapi kesukaan tersebut bukan karena tahi lalat, tapi lebih karena emang saya suka.

Sabang (kilometer 0) mungkin adalah salah satu tempat yang bakal jadi destinasi selanjutnya, lalu lombok--tempat ini digambarkan begtu indah oleh teman maya saya beberapa tahun yang lalu, dan ia berhasil 'mendoktrin' kaki ini untuk kembali berjalan jauh (meski, teteup euy naik bus atau kendaraan, kl bener2 jalan kaki bisa gempor), Sulawesi--entahlah pulau ini berhasil menarik kutub-kutub tujuanku selanjutnya, mungkin karena disana banyak pantai dan kultur budaya yang bagiku sungguh berbeda dengan melayu sumatra.

Safri, ternyata bukan perjalanan jauh, ia hanya singkatan dari sya'ban dan april. Safri, sungguh juga adalah keinginan yang bercampur menjadi obsesi untuk menjejak tiap jengkal terindah di bumi ini. Dan mungkin suatu saat kelak, aku akan pergi ke anfield di mercyside liverpool, eifel paris, mekkah dan lain sebagainya. aamiinn *khusyuk sambil mejemin mata