tulis apapun!!

belajar nge-blog dengan hati..

User Login

On 0 komentar

ka kuat dide keteng melangkah? amun di tegor duhi nek nenggui, ka habun dide mateni nginak? nga debu nek kah inggap.
ngahap lemak dang bejuang, lulok mehindui bulan di tengah ahi kuning. jalannye dek se-alap keca'an mate. pangkalnye dek parak, ujungnye gilame datang. (originally translated into lahatnese language from '...sekeping hati' -saujana-)

 

 

 

Album : Kembara Cinta
Munsyid : Saujana
http://liriknasyid.com


Sekeping hati dibawa berlari
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang

Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa

Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkah mata yang meratap
Pada debu yang pastikan hinggap

Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba


 

On 2 komentar

Dear my Flp...

sahabatku flp, kemarin kau singgahi sisi introvert yang selalu kegenggam erat. lalu mengajakku untuk sedikiiiiittt saja membagikannya. taukah kau kawan, menjadi tertutup itu bukan pilihan. atau setidaknya itulah yang kurasakan sekarang.

tapi baiklah, kali ini kubiarkan kau membaca salah satu isi hatiku tentangmu. berharap kau bisa memberiku semangat baru ketika langkahku mulai meredup tak lagi ada cahaya.

Sahabatku flp, taukah kau? kalau kucinta kau yang sederhana!! kau yang begitu apa adanya mengajariku tentang keindahan kata? kau yang tulus memberiku warna berbeda ketika kupilih diksi yang begitu kering! atau kau yang selalu membujukku untuk menghadirkan paragraf mentari, susunan kalimat yang mengandung kilau cahaya kebenaran! kusuka kau seperti itu, suka sekali malah.

Sahabat! seperti yang kau tau, kalau aku bukan motivator handal. bahkan untuk memotivasi diri sendiri aku terkadang tak begitu lihai. dan aku begitu kebingungan saat melihat kau seperti ini. (kemarin kulihat kau nanar memandang langit, entah apa yang kau fikirkan)

"Mereka terlalu sibuk, kong" ujarmu saat kita berdua berbicara dari hati ke hati

"Ah itu perasaanmu saja kawan" sekuat hati kucoba yakinkan hatimu, kalau mereka menyayangimu dan bagaimana mungkin mereka terlupa atas kau yang begitu santun mengajar literasi?

"Tidakkah mereka ingat hari ulang tahunku?" kutatap garis kecewa di keningmu

Aku tergagap, karena tak ada satu patah katapun yang sanggup kulisankan untuk menjawab pertanyaan sederhanamu.

"Kalau memang mereka mengingatnya, tak adakah satu jabat tangan pertanda mereka pernah menjadi sahabtku, tak adakah satu percik kembang api pun?" kau kembali membuatku tak bisa berkata-kata.

kudekati kau yang terduduk sambil memain-mainkan daun rumput liar yang kau petik.
"Kawan, tak ada yang melupakanmu!" kuungkapkan lima kata itu sungguh-sungguh.

***

Aku terburu membawakanmu sepotong kue kecil yang kami buat sendiri. di atsnya sebuah lilin menyala--bersiap untuk kau tiup. mesti kuyakin kesemuaan ini telah berarti sangat 'wah' buatmu yang pernah merasa terlupakan. Sahabat, kau beruntung memiliki beragam karkter jiwa yang menyayangimu.

aku tertegun ketika kau meniup nyala itu, hatiku serasa terbang mencari tempat berteduhnya. terima kasih kawan.. kujumpai satu pembelajaran berarti hari ini. selama ini aku selalu menunggu mereka membakar semngatku, entah itu ketika buku pertama kami muncul, lalu berbagai cara lain yang mereka suguhkan ketika aku mulai lelah menjalankan mimpi yang kuanggap begituuuuuuu indah ini.

tapi tak bnyak yang bisa ku perbuat, bahkan sebuah pargrf penuh kamuflase yang hanya bisa tercipta... karena begitulah aku sehabat, tak pernah bisa terang-terangan seperti yang lain.

mari menularkan cahaya, bukan membuat keluh kesah dan meredupkan cahaya yg lain..!!!

buat flp ku: meski kau bukan stu2nya sahabatku, aku akan berusaha membuatmu menjadi sahabat terbaik, berbanding lurus dengan apa yang telah banyak kau berikan untukku.!!

On 0 komentar

aku kagum pada kemampuanya menangkap ide2 unik yg berseliweran, seperti kemarin: ia mengamati sisa2 kulit lengkeng, lalu digabungkan dengan obrolan seorang sahabat ttg adat mnikah, serta sedikit searching pengentalan karakter utama, kisahnya yg begitu senang dgn ombak, maka lahirlah sebuah cerita pendek bernuansa etnis... nan apik... haru dan mengaduk2 emosi.... ah, aku ingin sperti dia.... semoga :)

 

 

 Pernahkah kita begitu berhasrat untuk menulis tapi kemudian menghentikan coretn-coretan itu ketika belum ada satu kalimat pun yang kita tuliskan. Ya, karena kita tak tau dama sekali apa yang harus kita tulis, atau kita ketik. Berbagai faktor bisa menjadi sebuah alasan mengapa kita berhenti menulis. Mulai dari hilangnya "mood' , ketidaknyamanan tempat anda menulis: seperti terlalu berisik atau malah sebaliknya tak ada bunyi-bunyian. 

Dan salah satu alasan yang paing sering saya alami adalah: tidak ada ide yang memancing saya untuk menulis, karena ketidakadaan ide tersebut maka tangan ini terasa enggan untuk menulis tanpa konsep. Harus saya sisakan satu kejujuran, bahwa saya begitu iri pada beberapa penulis yang begitu mudahnya menangkap ide-ide unik dan menarik di sekitar mereka. 

Lantas bagaimana kita harus menumbuhkan kepekaan terhadap ide-ide yang kadang terbuang percuma? atau berfikir dengan sudut pandang beberapa penulis tadi yang begitu mahirnya mengamati jutaan fenomena yang dialami. hahahha saya blm tahu jawabannya, dan semoga posting-posting selanjutnya, kita telah menemukan semacam rumusan agar menjadi penulis yang lebih baik, amin!!! salam penaa

On 0 komentar

Ketika tangan kita tak mampu melemparkan kerikil dan puing-puing gunung. Ketika langkah tak pernah bisa menjejak tanahnya. Ketika teriakan tak pernah terdengar langsung oleh bocah-bocah bersimbah darah. Ketika cinta satu saudara seiman begitu nyata. Buku ini lahir, teman.

Meski sedikit sekali probabilitas yang akan muncul bahwa mereka akan membaca huruf-huruf didalamnya, buku ini berusaha memberikan motivasi tak terputus atas keteguhan iman, atas perjuangan tak pernah padam.

Sejumput harap dengan renda do'a-do'a dari beberapa penulis FLP se-Sumatera. berharap intifadah tertuntaskan, berharap tangis sayu tak lagi terdengar di tanah yang dirampas semena-mena.

Palestine, anggap kami sedang memelukmu hangat. Berusaha sekuat hati agar kalian tersenyum.

-sebuah buku antalogy karya anak2 flp sesumatra, ada satu cerpen didalamnya goresan tangan lelaki yg menulis ini, 10% dari penjualan buku ini akan disumbangkan ke Palestine-

On 0 komentar


Kan kusayangi engkau seperti ufuk yang membelai kabut dengan cahaya
Membalur lebur bias lepas malam kelam
Kan kurindu engkau bila mentari tak lagi terendam di samudera luas
Menunggumu lugu dalam bisu, dalam beku
Kau puisi

Teruntuk hati terpilih yang tak kuketahui warnanya
Buat sebuah rasa yang selalu samar menerpa dengan hampa
Kuberikan berbaris kata--huruf yang kupilih berulang-ulang
meski akhirnya kembali menjadi sajak retak sumbang

Kan kusayangi engkau serupa angin musim semi
Yang mengayunkan salam serpih-serpih mimpi
Adinda, tak bisakah kulihat satu tapak langkah?
Atau sekilas saja kau biarkan cahayamu menari di bola mata sang kelana?

Maka buat aku mengerti tentang bualan bintang jatuh!
Atau buai aku dengan kepastian janji di belantara riuh!

karena entah mengapa, malam ini kurasakan engkau hanya dua langkah dari tempatku berdiri.
meniti tumpuk-tumpuk awan yang tergantung, dengan rentang tangan seperti hendak menangkap tiap udara yang bergerak.

dan kemudian, kurasakan engkau begitu jauh menelusup aliran darah.
sambil melantunkan dua buah kalimat yang mestinya kuhadiahkan suatu hari nanti.
ah, kau puisi... lebih indah dari siklus ufuk dengan warna emasnya.
dan...
sama sekali bukan elegi malam larut
sama sekali bukan epic air mata lara
kau puisi, dengan rima yang semena-mena dan mendayu hati pengembara sepertiku

Kan kusayang engkau sampai tetes terakhir butir embun
Hingga ia mengangkasa dan kembali terjatuh di salah satu hujannya.

-didedikasikan buat kegiatan menulis yang kusebut aktifitas sunyi, kucinta kau layaknya adinda yg tak kutau rupanya seperti apa. i truly love writing, smoga kau bawa langkahku tetap tergerak. [na maku ti gakata]-

21

On 0 komentar

Date Released : 28 March 2008
Quality : DVDRip
Info : imdb.com/title/tt0478087
Lihat : Trailer
Starring : Jim Sturgess, Kate Bosworth
Genre : Drama, semi action






Ben Campbell (Jim Sturgess) adalah seorang mahasiswa sebuah Institut Teknologi yang jenius. Ben sedang dalam masa sulit. Ia membutuhkan uang untuk membayar uang kuliahnya. Suatu ketika, Micky Rosa (Kevin Spacey) dosen matematikanya memberi satu tawaran menggiurkan. Ben diajak bergabung dengan tim yang dibentuk Micky untuk mencari uang di Las Vegas. Awalnya Ben menolak karena ia tidak tertarik dengan ide Micky. Namun setelah berpikir-pikir, akhirnya Ben tergoda juga untuk mengikuti tawaran menggiurkan ini. Ben merasa tak mungkin terus-terusan bekerja pada toko pakaian yang tak menghasilkan banyak uang.

Maka mulailah Ben bergabung dengan tim Micky yang terdiri dari Jill (Kate Bosworth), Choi (Aaron Yoo), Kianna (Liza Lapira), dan Fisher (Jacob Pitts). Ben mulai berlatih 'menghitung kartu' dan kode-kode rahasia yang digunakan tim itu. Ben tidak mengalami kesulitan karena angka adalah santapan Ben setiap hari. Maka mulailah Ben dan timnya 'mencari uang' di Las Vegas. Setiap akhir pekan tim ini berangkat ke Las Vegas, berjudi, menang, dan membagi rata hasil kemenangan mereka. Dalam sekejap, Ben sudah memiliki banyak uang dalam tabungannya.

Sayangnya, Carl (Laurence Fishbourne) mulai mencium gelagat buruk ini. Carl mulai mengawasi Ben dan timnya dengan harapan bisa membuktikan kecurangan mereka. Sebenarnya secara hukum 'menghitung kartu' adalah perbuatan legal yang tak bisa dikenai hukum apa pun. Di saat yang sama, kehidupan Ben mulai berbuah. Ia tak lagi memikirkan sekolahnya. Bahkan tugas kuliah membuat robot yang harusnya dikerjakan Ben dan temannya jadi terbengkalai. Pertengkaran dengan teman sekolahnya ini membuat Ben emosi dan akhirnya tim Ben harus mengalami kekalahan besar di Las Vegas.

Micky yang menjadi pimpinan tim ini marah dan meninggalkan anggota tim yang nekat akan terus berjudi sampai mereka memperoleh kembali uang mereka. Ben berhasil mendapatkan kembali uang mereka yang hilang di meja judi namun timbul niat jahat di benak Ben yang mulai serakah. Ben dan kawan-kawannya bermaksud membagi uang tersebut tanpa memberi tahu Micky. Sayangnya rencana yang seolah mudah dilakukan ini ternyata malah berbuntut masalah yang lebih rumit lagi.

On 0 komentar

Date Released : 21 November 2007
Quality : Good
Info : imdb.com/title/tt0426931
Runtime : 114 menit
Starring : Freddie Highmore, Keri Russell, Jonathan Rhys M
Genre : Drama | Music | Romance





Evan Taylor (Freddie Highmore) terpisah dengan orang tuanya sejak ia dilahirkan. Adalah buah hati dari dua orang yang yang begitu mencintai music. Ayahnya seorang penyendiri dan mampu mengarang lagu dengan baik. Sedangkan sang ibu begitu piawai memainkan Violin besar dan diiringi orkestra. 

Evan terlahir dengan talenta music yang sangat luar biasa, bahkan gemerisik angin dan daun-daun ilalang, langkah kaki, drum yang trjatuh adalah musik baginya. hingga suatu saat ia memutuskan untuk mengikuti suara-suara itu berharap ia bisa menemukan kedua orang tuanya. 

Kemudian ia bertemu dengan wizard (Robin wiliam) seorang pengangguran yang mengetahui bakat Evan, ada beberapa hal mengharukan dan sangat menyentuh hati di film ini. ditambah kekaguman yang tak henti ditunjukkan bocah ini ketika ia dengan piawainya memainkan gitar. 

Anda akan juga akan menyaksikan Evan mengkomposisi not-not njelimet untuk konser salah satu universitas yang diadakan tiap tahunnya, dan menjadi satu-satunya murid termuda yang kuliah di universitas tersebut. mampukah ia menumakan orang tuanya? dan bagaimanakah sang sutradara menyuguhkan konflik? penasaran??? tonton ja ndiri... :)






On 0 komentar



Em G D A x4

Em
I remembered black skies
G D A
The lightning all around me
Em
I remembered each flash
G D A
As time began to blur
Em
Like a startling sign
G D A
That fate had finally found me
C
And your voice was all I heard
A
That I get what I deserve


Em
So give me reason
Em
To prove me wrong
D A
To wash this memory clean
Em
Let the floods cross
G D G D
The distance in your eyes
Em
Give me reason
G
To fill this hole
D A
Connect the space between
C D
Let it be enough to reach the truth and lies
D Em G D A
Across this new divide


Em
There was nothing in sight
G D A
But memories left abandoned
Em
There was nowhere to hide
G D A
The ashes fell like snow
Em
And the ground caved in
G D A
Between where we were standing
C
And your voice was all I heard
A
That I get what I deserve


Em
So give me reason
Em
To prove me wrong
D A
To wash this memory clean
Em
Let the floods cross
G D
The distance in your eyes
G D Em
Across this new divide


Em G
In every loss in every lie
D A
In every truth that you deny
Em G
And each regret and each goodbye
D A
Was a mistake too great to hide
C
And your voice was all I heard
A
But I get what I deserve


Em
So give me reason
Em
To prove me wrong
D A
To wash this memory clean
Em
Let the floods cross
G D G
The distance in your eyes
D Em
Give me reason
G
To fill this hole
D A
Connect the space between
C D
Let it be enough to reach the truth and lies
D Em G D
Across this new divide
A Em G D
Across this new divide
A Em G D A x2 (Em)
Across this new divide

On 0 komentar

Date Released : 13 December 2007
Quality : DVDRip
Info : imdb.com/title/tt0465234
Lihat : Trailer 
Starring : Nicolas Cage
Genre : Action | Adventure | Comedy | Mystery | Thriller





Film ini merupakan lanjutan dari NATIONAL TREASURE, yang menceritakan petualangan seorang sejarawan Benjamin Franklin Gates (Nicolas Cage).

Ketika Ben sedang presentasi informasi baru mengenai John Wilkes Booth dan 18 halaman yang hilang dari diarinya, tiba-tiba Mitch Wilkinson (Ed Harris) berdiri dan memberikan halaman yang hilang dari diari John Wilkes Booth. Komentar Mitch Wilkinson (Ed Harris) tentang Thomas Gates, ayah dari kakek Ben, yang disebut di halaman tersebut menunjukkan bahwa Thomas Gate kemungkinan adalah orang yang terlibat dalam pembunuhan Abraham Lincoln. Ben tidak dapat membela diri, karena Mitch membawa bukti otentik dari sebuah sobekan buku yang jadi objek penelitian Ben, tentang peta harta karun bangsa kuno Amerika.

Ben bersama kekasihnya Abigail (Diane Kruger), dan sahabatnya, Riley (Justin Bartha), serta orang tuanya bertekad untuk membuktikan bahwa kakek buyutnya tidak bersalah. Mereka akhirnya harus mendatangi Patung Liberty, Menara Eifel dan Mount Rushmore. Ketiga tempat ini memiliki rahasia, dan saling berkaitan. Dari tiga petunjuk sebelumnya, membuat mereka harus mendatangi Buckingham Palace, untuk mencari petunjuk selanjutnya. Mereka akhirnya menemukan sebuah buku di White House dan mencuri salah satu halaman dari buku tersebut. Kemudian mereka mencocokkan hasil sobekan yang dimiliki Mitch, dengan buku asli yang memang ada sobekan pada satu halamannya. Dengan bantuan alat canggih, Ben dan dua rekannya akhirnya berhasil mengungkap tulisan rahasia yang ada di balik sobekan kertas. Ternyata dalam sobekan buku tersebut, tersimpan rahasia pembunuhan Presiden Amerika Abraham Lincoln, dalam satu acara teater.

Bagaimana kelanjutannya, dapatkah Ben membersihkan nama baik keluarganya?



CD1
CD2



On 0 komentar

Dated Released : 15 October 2008
Quality : DVDrip -aXXo
Info : imdb.com/title/tt1059786
Lihat : Trailer
Starring : Shia LaBeouf, Michelle Monaghan, Rosario D
Genre : Action | Crime | Mystery | Thriller
Setelah lama pergi dari rumah, Jerry Shaw (Shia LaBeouf) akhirnya pulang juga setelah mendengar kabar bahwa saudara kembarnya meninggal dunia. Sesampainya di rumah, Jerry menyadari bahwa ada yang tidak wajar dengan kematian saudara kembarnya itu.

Jerry yang mencoba mencari tahu sebab kematian misterius ini kemudian bertemu dengan Rachel Holloman (Michelle Monaghan) yang waktu itu sedang mencari anaknya yang hilang. Dalam penyelidikan itu, keduanya akhirnya menyadari bahwa mereka sedang dijebak.

Ada pihak yang berusaha menjebak mereka untuk menjadi bagian dari kelompok yang sedang merencanakan pembunuhan terhadap seorang tokoh politik. film ini layak ditonton, thriler sesungguhnya, dimana ketegangan terasa ditiap jalan cerita, aksi kejar-kejaran menggunakan mobil-mobil mewah dimana Jerry dan Rachel di bantu oleh perangkat komputer yang bisa mengatur lalu lintas, bagaimana aksi Jerry melompat dari atas gedung FBI, pokoknya ni filem seru abis dah... buktiin sendiri!!

On 0 komentar

Date Released : 9 September 2009
Quality :DVDRip
Info : imdb.com/title/tt047203
Lihat : Trailer
Starring : Christopher Plummer, Jennifer Connelly
Genre : Animation | Adventure | Fantasy | Sci-Fi





Di sebuah dunia paralel, terdapat sembilan makhluk hidup yang bernama sesuai dengan urutan angka dengan 1 (Christopher Plummer) sebagai pemimpinnya. kehidupan kesembilan makhluk ini tak pernah tenang karena, mereka selalu diburu robot ganas yang selalu siap memburu untuk mengambil jiwa mereka.
9 menjalin persahabatan dengan 5 (John C. Reilly) yang hanya memiliki satu mata. Suatu ketika, dua sahabat ini meninggalkan tempat persembunyian untuk mencari 2 (Martin Landau) yang sempat menyelamatkan 9 sebelum ia bergabung dengan kelompok yang dipimpin oleh 1 ini.

Saat sedang membongkar-bongkar barang di antara reruntuhan 9 dan 5 dikejutkan oleh munculnya robot ganas yang siap mengambil jiwa mereka. 9 sadar bahwa mereka tak bisa selamanya lari dari robot ganas ini dan sudah saatnya mereka melawan agar terbebas dari ancaman yang selama ini menghantui hidup mereka.

Di saat yang sama, 9 juga sadar bahwa ia tak mungkin melawan robot ini dengan kekuatan fisik. Harus ada cara cerdik untuk bisa mengalahkan sang pencabut nyawa ini agar mereka bisa melanjutkan hidup mereka di planet yang kini telah dihancurkan oleh robot ini.

On 0 komentar

Seorang penulis dari daerah selatan bernama John Kennedy Toole menulis sebuah novel lucu mengenai kehidupan di New Orleans berjudul "A Confederacy Of Dunces". Buku tersebut begitu kerasnya ditolak oleh penerbit-penerbit sampai ia bunuh diri. itu terjadi pada tahun 1969. Ibunya meneruskan perjuangan anaknya, ia mengirimkan novel tersebut tapi tetap juga dikembalikan, ditolak berulang-ulang. Akhirnya ia mendapat dukungan dari Walker Percy, yang membuatnya diterima oleh penerbit Louisiana State University Press, dan pada tahun 1980 buku itu memenangkan penghargaan pulitzer untuk buku fiksi

Sekarang ini, buku-buku sangat sulit diterbitkan, baik itu buku penulis-penulis besar apalagi penulis pemula. dengan adanya konglomerasi penerbit-penerbit ternama dan rasa takut terhadap buku "kelas menengah", banyak sekali buku bagus yang tidak diterbitkan.

Bertanyalah pada diri sendiri, seberapa tekun anda berjuang untuk menerbitkan buku anda sendiri?. Memang benar, proses penerbitan berada diluar kendali anda. Oleh sebab itu, ga ada salahnya jika belajar lebih banyak dari orang-orang yang telah sukses dibidang ini.

Seberapa berartinya hal ini bagi kehidupan anda? sebagian penulis hebat adalah ia yang menulis 12 jam sehari, dan ketika mereka sedang tidak menulis, mereka membaca literatur, meneliti dengan cermat tekhnik-tekhnik penulis lain, membaca buku mengenai kepenulisan dll.

Ganet terpaksa menulis di atas kertas toilet, karena hanya itulah yang ia miliki selama bertahun-tahun di penjara. dan ketika para penjaga menemukan dan menghancurkan karya seumur hidupnya itu, ia memulainya lagi, menciptakan kembali apa yang telah ia tulis berdasarkan ingatannya. Destoyevsky menghabiskan bertahun-tahun di kamp penjara di Siberia. tidak pernah diberi peralatan menulis, yang ada hanya kerja berat. namun setelah ia keluar, ia terus menulis. meskipun hukum Russia melarang karya bekas tahanan diterbitkan. Ketika sang Tsar membaca "House Of The DEad" milik Destoyovsky--yang diberikan seorang teman kepadanya, ia menangis. serta menabut larangn tersebut. Conrad, seorang pengungsi Polandia, belajar Bahasa Inggris sambil bekerja di sebuah kapal. meskipun pada kenyataanya ia tak pernah mengucapkan satu patah katapun bahasa itu sampai ia berusia 20 tahun. hanya dengan ketekunan semata, ia mengubah dirinya tidak hanya menjadi penulis pandai, tapi juga juga menjadi salah seorang ahli Bahasa Inggris.

Jika penulis-penulis di atas mampu menghadapi rintangan-rintangan seberat itu, mengapa anda langsung menyerah karena tersungkur beberapa kali pada surat penolakan penerbit? jika anda dapat bertahan sampai sejauh ini, mengapa harus berkecil hati? :)

Anda tak harus berusaha keras untuk mendapatkan publikasi, melainkan berusahalah lebih giat untuk tetap tekun pada keahlian menulis. bertanyalah pada diri anda sendiri, apa yang akan anda lakukan jika anda tahu karya anda takkan pernah diterbitkan? apakah anda akan tetap menulis? jjawabannya adalah IYA.

-dan setiap kata adalah kemenangan-

(noah lukeman, dengan sedikit penambahan dan beberapa pengurangan)
semoga mencerahkan,

On 0 komentar

Tak ada rintik yang berguguran
meski kutau, kalau disini, tak ada mata yang tak menyimpan lara
mestinya kau menangis, teriris!

Tak ada gerimis yang memeluk nafas yang ia hirup
meski kuyakin, kalau disini, tak ada udara yang tak basah oleh anyir darah
mestinya kau menggigil takut, kalut!

Lalu telunjuk mungilmu terjulur,
menghapus tangisku yang tak bisa menyamarkan duka
menyentuh pipiku dengan senyum sederhana
mengajakku bernyanyi, meski tak secerah wajah pasi yang kau milikki

Kau mengajakku mengepalkan tangan
dan berteriak memanggil awan
yang dibawahnya, berdiri negeri yang tak pernah runtuh di malam tanpa perang

"Tangan ini, adalah kepal yang takkan pernah melemah. sampai airmata kami tertumpah untuk haru yang sekian lama ditunggu. tangan ini akan membuktikan keajaibanMU yang masih kau simpan rapi berbalut sunyi."

Kau membuatku terdiam, membendung rintik yang sudah sangat ingin tertitik
Kau membuatku terbata, menahan air mata
menyihirku untuk memberi senyum sederhana

On 0 komentar

Judul: Cinta Sang Penjaga Telaga

Penulis: Azzura Dayana
Harga: Rp. 40.000
Penerbit: Semesta, Pro-U Media, Yogyakarta
Setting: Musi Rawas (Sumsel), Bogor, Palembang
Genre: Fiksi Dewasa




Haruskah gadis-gadis anak petani nasibnya berakhir di ujung sawah: berkubang dalam lumpur tanah dan keringat menuai padi? Dalam karya berlatar Palembang, Azzura Dayana menghadirkan sosok Ita Anisa, gadis anak petani yang ingin mengubah nasibnya. Kebaikan sebuah keluarga mengantarkan Ita ke kota; ia didorong untuk melanjutkan pendidikan. 
Hidup di kota ternyata barulah awal perjuangan Ita. Tinggal bersama seorang anak jalanan yang diasuhnya, melahirkan prasangka tetangga; bahkan dari orang terdekatnya. Saat yang sama, seorang anggota keluarga yang membiayai kuliahnya memiliki rencana jahat kepada orangtuanya di desa. Menyusul kemudian, kehadiran seorang pria misterius yang menawarkan pekerjaan untuknya. Bersamaan dengan pergulatan hidup, Ita pun harus mengambil keputusan penting untuk masa depan hidupnya.
Aku sepakat, Kak Amalia, saat kau mengatakan bahwa ini desa yang indah. Tetapi… sepertinya kau belum pernah bermain dengan orang-orangan sawah, atau membuatnya sambil bergelut dengan jerami di dangau. Kau belum tahu rasanya mandi di telaga sepi nan perawan di pedalaman hutan atau bermain lumpur di sawah Bapak. Kau belum pernah mengintip angsa hutan mandi. Kau belum pernah menggigiti pucuk-pucuk daun hijau rimbun di hutan untuk dimakan. Dan kau… tidak pernah duduk sendirian di bukit kecil yang tersembunyi di belakang tebing perbatasan dengan ratusan bunga ilalang, lalu memandangi matahari yang mau terbenam sementara burung-burung beterbangan hendak pulang melewati atas kepalamu… Jika kau sudah tahu dan mengalaminya sepertiku, mungkin kau akan bersedia menjadi penjaganya selamanya…



Sumber: blog mb yana

On 0 komentar

Jika terus memandangmu, jariku kelu di tengah baris kata yang hendak kutulis. sebegitu kuatkah kau remat senyum untuk dunia? semua berhenti bergerak, semua berhenti berfikir.

Langkahmu lembut, begitu pelan tapi teratur menapak di tiap liku jalan yang membawaku. Tak sedikitpun kulihat keangkuhan. Bahkan acapkali disepanjang jalan yang kau susuri, kau menangis--matamu basah, merah.

Do'amu membahana, mahakarya abadi yang tak lekang. jelujur kepak sayap yang membuat rindu, atau tetes hujan di negeri kerontang.

Dan tetaplah seperti itu, ibu teruslah mempesonaku. dan untukmu kupersembahkan garis kusut yang kusebut jalan mimpi. Berharap bersamamu bisa mengubahnya menjadi keindahan dan lengkung senyum.

Kau membuat hari-hari berpelangi, meski takkan pernah hilang hening sedih menahun ini. Udara dingin adalah saksi tiap juangmu demi debu hangus sepertiku. lalu airmatamu menjelma menjadi embun di tiap paginya. memberiku sejuk berjuta rasa.

Mereka takkan pernah bisa memahaminya
mereka akan terus tertawa
karena seperti itulah mereka...

YOU'LL ALWAYS BE MY......

On 0 komentar



G
Well you dawned on me and you bet I felt it,
D
I tried to be chill but you're so hot that I melted,

Em
I fell right through the cracks,

C
And now I'm tryin to get back....

G
Before the cool dun run out, Ill be givin it my bestest

D
Nothin's gonna stop me but divine intervention

Em
I reckon its again my turn,

C D
To Win some or learn some....

CHORUS:

G D
But I wont hesitate

Em
No more, No more

C G---D---Em---C----(D again if it feels good)
It can not wait; I'm Yours


Well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find love love love love
Listen to the music of the moment people dance and sing
We're just one big family
And It's our God-forsaken right to be loved love loved love loved

So I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours

Scooch closer dear
and i will nibble your ear

I've been spending way too long checking my tongue in the mirror
And bending over backwards just to try to see it clearer
My breath fogged up the glass
And so I drew a new face and laughed
I guess what i be saying is there ain't no better reason
To rid yourself of vanity and just go with the seasons
It's what we aim to do
Our name is our virtue

I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
this is our fate, I'm yours

Well no no, well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find the sky is yours
Listen to the music of the moment come and dance with me
A lá one big family (2nd time: A lá happy family; 3rd time: A lá peaceful melody)
It's your God-forsaken right to be loved love love love

I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours

No please, don't complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours

No please, don't hesitate
no more, no more
It cannot wait
The sky is your's!

On 0 komentar

Seorang ayah kesal dengan anaknya yang selalu saja lupa membawa membawa sesuatu ketika sekolah. Kadang PR ketinggalan, kadang pulpen, kadang buku catatan, dan banyak lagi.
Akhirnya sang ayah memutuskan untuk mengawasi sang anak sebelum berangkat sekolah. Ia memberi check list pada sang anak, berisi daftar apa saja yang harus dibawa.
"Semua sudah siap?" tanya sang ayah
"Siap!" jawab sang anak yakin.
Berangkatlah sang ayah mengantar anaknya.
Untuk meyakinkan tidak ada yang lupa, sang ayah sambil menyetir, mengulang check list sang anak yang duduk disampingnya.
"Nak, kamu sudah masukkan PR ke dalam tas?"
"Sudah, Pak!"
"Pulpen, penggaris, busur, dan jangka siap?"
"Sudah, Pak"
"Kaos olah raga, sudah dimasukkan?"
"Sudah, Pak!"
Begitu terus sepanjang perjalanan.
Sang ayah berharap semoga saja setelah ini anaknya bisa belajar lebih disiplin.
Begitu sampai di gerbang sekolah, sang anak menengok kurisi belakang dan panik.
"Kenapa" tanya sang ayah
"Tasnya ketinggalan di rumah," jawab sang anak nyengir.

Humor dan hikmah
Seringkali kita terjebak banyak detail tapi malah lupa intinya.
Kita terjerat masalah kecil-kecil justru lupa gambaran besarnya.
Kita terjebak pada jalannya tapi lupa pada tujuannya.

Sang ayah pada kisah di atas begitu detail mengecheck semua barang yang harus dimasukkan ke dalam tas, ternyata malah tasnya yang ketinggalan. Luput dari perhatiannya.
Ada orang tua yang ingin membuat anaknya maju dan sukses, menyuruh anaknya kursus berbagai kegiatan, malah membuat anaknya stres dan trauma belajar. Lupa intinya adalah untuk kemajuan dan kebahagiaan anak.
Ada ulama yang ingin menyatukan umat tapi malah terjebak dengan menyeragamkan pendapat malah berujung pada pertikaian. Lupa tujuan awalnya.
Karena itu jika membuat rencana, pastikan kita setia pada tujuan, dan jangan terjebak pada jalan mana yang kita tempuh, karena kalau lupa tujuan awal malah bisa berubah jadi kesalahan fatal.

sumber : bisa

On 0 komentar

Beberapa receh dan lembar rupiah terkumpul di sisa kantong bungkuspermen yang ia tadahkan di depan para penumpang. Suaranya telah terdengar serak meski masih merdu sampai ditelingaku, Tiga buah lagu ia lantunkan, mengalun sepanjang jembatan ampera dan sungai musi. Tubuhmungil bocah 8 tahun itu sesekali terhuyung kala harus menyelinap dipadat penumpang bis. Tangan kanannya masih memegang adiknya--cut yang masih kecil. Berusaha sekuat tenaga agar adiknya tak terlepas darigenggaman.


Kini bungkus permen yang ia sodorkan sampai di hadapanku, terdengar bunyi gemerincing dari bungkus itu, Mengikuti ayunan tangan amru. Tak sekilaspun ia menatap mataku, cut telah banyak menyita konsentrasinya, bahkan untuk memberi sunggingan senyum kecil kepada penumpang yang akan ia pintai.

On 0 komentar

Aku terpaku menyusuri rumput-rumput jarang. Ah, sudah berapa juta detik tak kukunjungi engkau? Engkau yang dahulu membiarkan kami membuat gunung-gunung dan rumah-rumahan dari pasirmu. Engkau yang menyediakan angin lembut agar layang-layang kami meninggi. Pulau tempat dimana keceriaan masa kecilku terlukis.

Hamparan pasir putih luas ini adalah ladang sempurna bagi layang-layang masa kecilku dahulu. Tak peduli pada cahaya mentari yang memanggang kulit, tak menggubris keringat-keringat yang berdesakan membasahi baju-baju kami. Aku, dan dua bocah sepermainanku akan terus berlari serta menarik-ulur benang layang-layang warna-warni.

Lambaian nyiurmu selalu menghantarkan rinduku untuk pulang, karena takkan pernah kujumpai pohon seindah itu ditempat lain. Masih jelas kuingat ketika aku dan Haitham membersihkan luka Haidar dibawah pohon itu, dan kini setelah 3 tahun lebih, kau tak banyak berubah. Tetap indah, dengan sejuta kenanganku pada masa kanak-kanak yang menggembirakan.

***

Aku ingin membawanya kebulan, melayang-layang tanpa gravitasi disana. Lalu mendengarnya memanggil namaku dengan tutur sutra yang ia punya. Kuiringi langkah anggunnya yang seperti kepak kupu-kupu, lamban dan terkesan megah.

Aku ingin menggendongmu Seroja, dan menyaksikan kasih sayangmu membesarkan anak-anak kita nanti. Ah, rasanya baru kemarin kupinang engkau tapi sekarang kulihat engkau telah mengandung dan sebentar lagi menghadiahkan gelar ‘Ayah’ atau ‘Abi’ untukku.

Kau selalu berhasil menyejukkanku dari hari-hari penat suamimu ini yang selalu berurusan dengan kamera, notes, stenography, dan hal kejurnalistikan lainnya. Kau selalu tersenyum manis menyambutku sepulang kerja, yang serta merta akan menguapkan letih. Ah, Seroja tetaplah seperti ini. Menghias tiap sore suamimu dengan lengkung pelangi dibibir itu.
“Jangan terlalu lama melajang Dzan!” ibu mengagetkanku, beliau tersenyum seolah tau apa yang sedang dilamunkan anaknya.
“Siapa Seroja?” Lanjutnya
“Seroja?”
“Iya, tadi Ibu dengar kau meracau menyebut nama itu”
Kuyakin pipiku memerah menahan malu, apalagi ibu yang kini senyam-senyum melihat tingkah anaknya ini.
“Bukan sipa-siapa Bu”
“Seorang laki-laki memerlukan seorang penolong” ibu menepuk pundakku dan beranjak meninggalkan aku yang masih terduduk di anak tangga.

***

Seperti apa hatimu bidadari misteri? Satu pertanyaan yang mengiang-ngiang akhir-akhir ini. Empat kata dengan satu tanda Tanya yang beberapa kali kuulang ketika hendak pergi meliput berita. Serta 24 huruf yang menemani makan siang, dan beberapa aktifitas lainnya.

Bahkan kini, mataku nanar menerobos keluar dari jendela bus. Seperti apa hatimu Seroja? Secantik namamukah? Lalu aku tersenyum, menyadari imajinasiku pada tokoh fiktif bernama Seroja. Bidadari yang kuberi karakter dengan tutur terlembut dan senyum termanis. Dan senyumku semakin lebar ketika kuingat ibu dan kampung halamanku beberapa hari lalu, ketika ibu mendapatiku meracau menyebut nama itu berulang-ulang.

Seorang bayi mendadak menangis, meronta-ronta dari dekapan ibu yang duduk di kursi tepat di depanku. Rupanya hujan telah turun, butir-butir itu gemericik di sepanjang jalan yang terterobos, dingin sekali. Kututup jendela bus yang ternganga, karena beberapa butir hujan telah tertempel di rambut halus adik kecil.
“Trima kasih, mas” ibu muda itu tampak masih panik menenangkan anaknya.
“Sama-sama mbak”
Beberapa menit kemudian, tangisnya telah tenang. Tapi tak dapat lagi kulanjutkan lamunanku tentang seroja, karena 2 belokan lagi bus ini akan mengantarkanku ke kos kosan. Mataku tertuju pada wajah adik kecil yang tengah terlelap, sang ibu mendekapnya. Ah, sebuah wajah polos super lucu menghipnotisku untuk tersenyum. Bukan hanya tersenyum, wajah itu juga membuatku menjadi paparazzi, kubuka tutup lensa kamera dan mengabadikan wajah polosnya.

Bus berhenti. Ibu muda kembali panik. Aku keluar dari pintu bus. Dan adik kecil kembali menangis karena kulupa mematikan blitz kamera. to be continued....

On 0 komentar

Ryden Malby (Alexis Bledel) punya sebuah rencana besar. Ia ingin bekerja di sebuah penerbit besar. Karena tahu itu bukanlah hal yang mudah, Ryden pun berusaha keras sejak ia SMA agar semua mimpinya ini terwujud. Sayang tak semua mimpi bisa menjadi nyata.

Sejak SMA, Ryden berusaha keras agar mendapat nilai yang bagus dan memperoleh bea siswa ke universitas terbaik. Semuanya berjalan sesuai rencana Ryden, setidaknya sampai ia lulus kuliah. Selepas kuliah, Ryden berusaha mencari apartemen dan melamar di tempat yang sudah menjadi impiannya sejak lama. Sayangnya Jessica Bard (Catherine Reitman) berhasil merebut kesempatan yang sangat diharapkan Ryden ini.

Gagal meraih impiannya, Ryden tak punya pilihan lain kecuali pulang ke rumah orang tuanya, dan ini bukanlah pilihan yang menarik. Ryden harus kembali berkumpul dengan seluruh keluarganya yang menurutnya 'aneh'. Bila Ryden tak mau terus terkungkung dalam kehidupan yang 'aneh' ini, ia harus segera membuat rencana baru


Lihat Trailer Lainnya

On 6 komentar

Saya terlahir sebagai seorang sulung, artinya sedikit banyak ada semacam beban moral yang memaksa menjadi teladan bagi adik-adik saya. ada semacam aturan tak terlihat yang membatasi tingkah laku untuk bertindak layaknya seorang anak pertama.

Tapi ketika masa transisi datang, dimana lingkungan dan beberapa faktor lain sangat berperan dalam pembentukan karakter, perlahan saya terlupa pada 'norma-norma anak sulung' tadi.

Saya Drop Out dari perguruan tinggi, jelas itu bukan contoh yang baik bagi adik-adik saya. Bahkan di saat yang bersamaan, adik saya telah wisuda dan hidup mandiri dengan mengajar di salah satu pondok pesantren, adik saya yang ke tiga juga telah bekerja. Dan jelas saja, beban moral itu semakin berat karena saya harus mampu membuktikan bahwa jalan yang saya pilih sekarang adalah kebenaran.

Saya mungkin seorang sulung yang aneh, saat manusia lain begitu mendambakan bekerja di pemerintahan, menjadi polisi, dokter atau berbagai profesi 'wah' lainnya. saya memilih menulis dan dunia literasi sebagai wahana penebus keringat sang Ayah dengan secuil bangga.

Sudah berapa bulan tak kujenguk kampung halaman, artinya selama itu pula tak kujumpai belaian Ayah dan Ibu yang begitu menyayangiku. Beruntung aku memiliki seorang Ayah yang sangat bijak dan Ibu yang begitu penyayang, ribuan bahkan jutaan support didatangkan buat anak sulungnya.

Usaha pertamaku adalah menghadiahkan sebuah buku antalogy cerpen karyaku dan beberapa penulis FLP OI apa reaksi sang Ayah ketika membaca cerpenku (menceritakan seorang dengan asa menjadi penulis hebat dan bergelut dengan tumor ganas)?
1. Beliau tersenyum
2. "Pemimpi" sebuah kata yang bel;iau ucapkan
3. Namaku selalu ada dalam do'a-do'anya dan kini do'a ayah berubah menjadi "Semaoga aku menjadi penulis hebat" (selesai sholat berjemaah Ayah selalu melafaskan do'a dengan keras sehingga makmum bisa mendengar dan mengaminkan)
ke tiga reaksi itu kuketahui dari pesan singkat yang dikirim adikku ketika ia pulang membawakan buku yang kutitipkan.

Ada haru dan rasa bersalah yang menyeruak. dan bibirku melantunkan do'a agar Allah menyayangi beliau lebih dari rasa saynangya untuk kami-anaknya.

On 2 komentar

Seringkali dari kita bila sedang membuat suatu tulisan, apakah itu bersifat ilmiah ataupun juga non ilmiah, beban perasaaan yang membelenggu dari beberapa faktor seperti rasa takut yang berlebihan terhadap tulisan kita sendiri, biasanya yang paling umum rasa tidak percaya diri akan ‘kebenaran’ dan ‘kekuatan’ dari apa yang kita tulis. Hal itu sangat wajar terjadi, apalagi sebagian dari kita memang bukan berasal dari latar belakang penulis atau jurnalis. Tapi satu hal yang perlu diingat adalah, menulis merupakan ketrampilan dasar yang bahkan seorang anak sekolah dasar pun mampu melakukannya. Rasa beban tersebut terjadi justru saat kita sudah punya banyak pengalaman dan pengetahuan, karena disitulah sumber utama masalahnya. Semakin pintar diri kita pasti berbanding lurus dengan semakin banyakanya analisa dan logika yang dominan di kepala kita. Beda dengan orang yang punya sedikit pemikiran, kemungkinan besar ia akan bisa menulis dengan beban yang ringan karena yang banyak berperan adalah sisi kreatifnya di otak kanan yang tidak terlalu peduli dengan analisa logika otak kiri. Beberapa tips yang mungkin bisa kita terapkan untuk mendobrak belenggu dalam semangat menulis antara lain :
1. Menulis adalah Kesenangan, bukan hanya games atau nonton bioskop saja yang bisa bikin kita senang, imajinasikan saat jemari kita menulis saat itulah sebenarnya kita sedang ‘bermain’ dengan kata-kata terangkai. Tidak perlu khawatir bahkan bila kosa kata kita agak berantakan, yang penting
setiap huruf mengalir begitu saja sesuai dengan perasaan yang kita ciptakan tadi, menulis adalah kesenangan.
2. Menulis adalah Berbicara, ini agak aneh memang, tapi saat kita menulis coba khayalkanlah bahwa kita ’sebenarnya’ ini sedang ngobrol dengan teman-teman kita. Saat imajinasi itu terjadi, saat itu pula kata - kata akan meluncur dengan deras layaknya sedang berbicara dengan teman-teman. Jarang sekali kita terlalu banyak berpikir sebelum berucap saat sedang ngobrol. Semuanya berlangsung spontan dan lugas.
3. Menulis berarti Berbagi, seperti halnya amal, setiap tulisan karya kita, sedikit banyak pasti dan harusnya bermanfaat untuk orang lain. Itulah sebenarnya kunci utama dalam kegiatan menulis. Kita membuat tulisan dan orang lain membacanya. Ada hubungan tidak langsung antara apa yang kita berikan dalam bentuk tulisan dengan kemajuan atau kesuksesan orang yang membacanya. Tidak selalu harus uang untuk beramal, tulisan juga bisa kok.
4. Menulis berarti Membebaskan, dalam tulisan fiksi berupa cerpen atau novel, kita mendapat kesempatan yang sangat luas dalam berekspresi. Seorang penulis fiksi bebas berimajinasi terhadap keadaan, sang tokoh, alur cerita dll. Dalam kata lain, saat Anda menulis cerita, Anda adalah ’sang pencipta’. Ekspresikan diri kita sepuasnya karena ranah ini benar- benar milik kita.
5. Menulis berarti Hidup, mirip sebuah iklan rokok, “bikin hidup lebih hidup”, mungkin seperti itulah perumpamaannya. Saat kita melakukan kegiatan tulis menulis saat itu pula kita seakan digiring ke sebuah fenomena aktualisasi diri. Menulis berarti menghidupkan jiwa kita dalam bentuk karya tulis. Menulis tidak hanya sekedar kegiatan layaknya makan minum, tapi lebih bermakna dalam, utamanya seperti bernafas, sudah menjadi bagian diri kita. Menulis adalah kehidupan kita.
Saat saya menulis posting ini, sebenarnya sudah dalam keadaan ngantuk berat, hehehe maklum sudah tengah malam. Tapi itu tidak sedikitpun menyurutkan semangat saya untuk mengupdate Blog ini. Sesuai dengan 5 Tips tadi, benar-benar saya terapkan saat saya sedang menulis postingan ini. Hasilnya adalah postingan ini bisa selesai ( sambil kepala naik turun ‘meladeni’ kantuk). Jadi jaga terus semangat Anda untuk tetap menulis karena ini mungkin salah satu jembatan kita untuk saling mengenal dan berteman. Menulis sebanyak mungkin dan saling memberi semangat ! Ada yang ingin menambahkan ? Silahkan.
http://www.kodokijo.net/5-tips-menulis-menjadi-mudah.html