tulis apapun!!

belajar nge-blog dengan hati..

User Login

On 0 komentar

Kupungut basah rintikrintik
Tentang butirbutir rinai yang menua
:henti dan terbata

Ini aku yang mengulik relung
Meski musim tergeletak lemah
:Melihatku yang terkurung renung

dan berpijarlah hurufhuruf drama
Andai musim enggan berwarna
Karena akan ada aku…
Dengan cerita sama, cerita dahulu

Kini tolong selamkan salamku untuk ufuk dini hari
Karena sekarang  tak lagi kumiliki pagi

Tak lagi bisa…
Kutemui embunembun basah
Samapaikan, sampaikanlah!!!
Karena sekarang
Aku hanya bisa mencium kening sabit dan purnama-Nya
Hitam, temaram dan biasa

Hati memungut basah rintikrintik
Tentang butirbutir rinai yang menua
:henti, terbata
dan melemah.

==============================================================
 (puisi ini diikutkan dalam lomba cipta puisi KPS “Waktu, usia dan perjalanan hidup manusia”,  info dan ketentuan lomba klik disini  www.pena-santri.blogspot.com )

On 0 komentar

Nad, ini aku—langit biru yang senantiasa berusaha meneduhkan tiap terik di hatimu. Ini aku, lelaki biasa yang tak penah letih membuatkanmu semangkok bubur seperti pagi-pagi dahulu, yang ditiap butirnya kusematkan doa agar harimu selalu baik-baik saja. Agar kau lekas sembuh.
            Nad, bangunlah! Kita bisa berkeliling dengan scooter bututku. Aku janji kau takkan pernah berletih-letih dan menggerutu ketika vespa kita mogok. Aku janji. Dan sekarang bangunlah, atau setidaknya buka kelopak matamu agar bisa kulihat coklat matamu yang menenangkan.

On 0 komentar

Pelangi...
Kurasa Tuhan kita tak butuh puisi
Bukan hanya kita takkan pernah bisa
Menciptakan rima, serupa Tuhan memberimu tujuh warna
:karena siapa yang bisa menandingi sang Maha Indah

Pelangi…
Perkenankan kulukis cinta
Meski baitku takkan seperti langit yang diciptakan
:Tempatmu bergantung bersama awan




Nama: Iman Safri Lukman
Email: namaku3kata@gmail.com

diikutsertakan ke lomba FTD flp riau..
info lebih lanjut just click here: http://www.facebook.com/notes.php?id=1670915310&notes_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=445401573517

On 0 komentar

Belakangan ini saya, saring malas-malasan nulis. 'Lalu kapan kau akan menjadi penulis, man?" ampe ubanan ga bakal jadi penulis beneran kalo males-malesan nnulis. hati saya berbisik.. yah saya harus segera tinggalkan kemalasan tersebut. 
Jika menilik kebelakang, banyak sekali rasa penyesalan yang ditimbulkan dari kemalasan. Dan hari ini, CUKUP aku tak mau lagi berteman dengan rasa malas. Apalagi malas untuk menulis...
Saya teringat status FB teman (salah satu penulis) kalau temen dari temen saya tersebut rela jadi gembel demi mewujudkan mimpinya. aku jugaaaaa... kali ini akan kuwujudkan mimpi.

Mengapa terkadang rasa malas itu seperti meraja lela?? banyak alasannya.. mari kita kaji satu persatu
ikan hiu dalam lemari
yuuuk mareeee *pletaaaaakkkk :P
Pertama kita tak punya cukup motivasi dalam menulis, dikarenakan pola pandang terhadap pekerjaan menulis, adalah sesuatu yang monotone sesuatu yang ga dinamis, seperti terperangkap dalam pekerjaan sunyi. Jadi sebagian individu yang memiliki sudut pandang seperti ini akan beranggapan bahwa 'ah ga ada enak-enaknya nulis" ga jadi nulis dah!!

Kedua, lingkungan yang 'rese'. malu ketika dikatain 'alah sok banget loe! mo ngalahin Andrea Hirata y!!??" beberapa kita langsung merasa down ketika kata selentingan dari temen2 disekitar lingkungan seperti itu..

Ketiga, kondisi fisik yang terlalu capek... sibuk yang ga memungkinkan kita buat nulis... emang sibukapa sih?? hehehhee sibuk ngejar layangan putus y?? hahaha... ^^

banyak dah alasan kenapa rasa malas itu muncul, mulai dari diri sendiri sampe lingkungan dan papun yg ga memunculkan minat nulis.. bahkan membunuh secara perlahan kegiatan literasi.... *jangan sampe dah!!

so?? apa yg kkudu kita lakuin???

apaaaaaa??? gue aja ga tau wakaakkaka
ga ding becanda, yang jelas loe kudu punya tujuan dalam nulis... jangan sampe kl ada yg nanya lu. 'eh lu nulis tujuanya apaan?'
'ga tau, gue bingung' sambil mesem-mesem dan malu-malu kerbau,,, :P

kalau loe nanya gue, nulis itu tabungan gue.. ya ga di dunia.. sekaligus tabungan di akhirat... loh koq akhirat?? iya bayangin kalau tulisan lu 'bercahaya' artinya mengandung unsur kebenaran dan mengajak ke jalan kebenaran... loe bakal dapat pahala *sok ustads... hehe... 
lanjut, nulis itu profesi gue... cuy, so gue harus profesional donk!! 

Udah semestinya, kita ngubah sudut pandang, kalau nulis, itu bukan suatu pekerjaan menjemukan,,,
mari buat sendiri suatu rumusan agar nulis ga bosen.. misalnya nulis sambil maen sepak bola *ngawur dot com
Loe yang lebih tau, loe mau nulis dalam gaya apa, dalam kondisi yang seperti apa, en so on!!

Trus aja motivasi diri lu biar semangat nulis...!!!
jatuh tujuh kali, bangun delapan kali... semangaaaaaaaaaaaaaaaattttttt!!! salam pena!!

On 0 komentar

DESKRIPSI LOMBA
Lomba ini terbuka untuk umum. Tujuan utamanya adalah untuk membuat buku berjudul sama, “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.” dan “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ayahmu.” Berisi ungkapan hati seorang calon ibu dan ayah yang ingin disampaikan kepada anak-anaknya kelak. Contoh penggalan surat ada dalam postingan ini: “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.” meski pun bukan merupakan format baku dalam penulisan surat, silakan berkreasi dengan jenis dan teknik penulisan maupun gaya bahasa.
PERSYARATAN LOMBA
Lomba penulisan surat ini memiliki persyaratan umum sebagai berikut:
  1. Peserta diperkenankan memilih kategori surat yang diikutsertakan dalam lomba, yaitu:
    1. “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.” Diperuntukkan bagi para perempuan, baik yang sudah menikah atau pun belum, yang belum memiliki anak. Diperkenankan bagi calon ibu yang sedang mengandung anak pertamanya.
    2. “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ayahmu.” Diperuntukkan bagi para lelaki, baik yang sudah menikah atau pun belum, yang belum memiliki anak.
  2. Lomba ini terbuka bagi kalangan umum, dengan latar belakang apa pun.
  3. Surat merupakan karya sendiri, asli, bukan terjemahan maupun saduran karya orang lain, jiplakan, atau plagiat (karya orang lain).
  4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  5. Panjang tulisan adalah 2 (dua) sampai 3 (tiga) halaman A4 dengan font Times New Roman ukuran 12 pt, spasi tunggal tanpa ilustrasi atau foto.
  6. Karya tidak sedang dan belum pernah diikutkan dalam lomba lain.
  7. Setiap penulis dapat mengirimkan lebih dari satu tulisan.
  8. Peserta tidak dipungut biaya apapun.
PENGIRIMAN KARYA TULIS
1. Surat dikirimkan dalam bentuk attachment file Microsoft Word (.doc, .docx, .rtf) ataupun PDF ke email azka.madihah@gmail.com atau azka.madihah@yahoo.com beserta biodata penulis. Format bagi judul email adalah [Surat Untukmu, Nak: “Judul Surat yang Diikutsertakan dalam Lomba”].
2. Bagi yang memublikasikan karya suratnya di laman website atau weblog, mohon cantumkan URL postingan ini (http://azkamadihah.wordpress.com/2010/lomba-surat) dalam karyanya, agar semakin banyak yang mengetahui tentang lomba ini. Silakan cantumkan juga alamat URL postingan Anda tersebut dalam email yang dikirimkan ke alamat di atas.
3. Panitia paling lambat menerima file naskah surat paling lambat pada 6 Oktober 2010, berdasarkan Waktu Indonesia Barat (WIB) yang tercantum dalam format pengiriman e-mail penerimaan.
HADIAH
Hadiah yang disiapkan sebagai tanda penghargaan atas partisipasi peserta ialah:
Juara I Lomba Menulis “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu” (untuk satu orang, tidak dipisahkan antarkategori) memperoleh plakat, uang senilai Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan novel “Rahim” karya Fahd Djibran.
Juara II Lomba Menulis “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu” (untuk satu orang, tidak dipisahkan antarkategori) memperoleh plakat, uang senilai Rp. 300.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan novel “Rahim” karya Fahd Djibran.
Juara III Lomba Menulis “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu” (untuk satu orang, tidak dipisahkan antarkategori) memperoleh plakat, uang senilai Rp. 200.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan novel “Rahim” karya Fahd Djibran.
Apabila buku jadi diterbitkan, setiap karya yang masuk ke dalam buku “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu/Ayahmu.” akan mendapatkan sertifikat penghargaan dan satu eksemplar buku yang diterbitkan. Tanda penghargaan ini akan dikirimkan maksimal satu bulan setelah buku diterbitkan.
PENJURIAN
1. Penjurian akan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama oleh juri seleksi tahap pertama yang dilakukan pada 6-13 Oktober 2010.
2. Penjurian tahap kedua dilakukan untuk menilai naskah yang lolos tahap pertama, dan dilakukan pada 14-21 Oktober 2010.
PENGUMUMAN PEMENANG
Pengumuman pemenang akan dilakukan pada 28 Oktober 2010 di weblog http://azkamadihah.wordpress.com.
KETENTUAN LAIN
1. Panitia memiliki hak menerbitkan tulisan-tulisan yang masuk menjadi sebuah buku dan memiliki hak atas pemasukan yang diterima dari buku tersebut.
2. Panitia membuka kesempatan berkorespondensi dengan pengirim karya melalui alamat email yang tercantum di atas. Dapat pula mengirimkan pertanyaan kepada Aisha (aachan_putri@yahoo.com).
3. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
Terima kasih. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga ini dicatat Allah sebagai upaya kita dalam menyiarkan nilai-nilai kebaikan. Amiin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
P.S. Mohon dishare ke sebanyak-banyaknya teman yang lain, ya… Hehe, hatur nuhun pisan… Allah yazikal khair… =)

di copy bulet2 dari blog when the world's not in your side

On 0 komentar

biarkan kuremat kisah, pada altar serupa dataran laurasia
tempat angin monsun datangi barat
...menatap kita dengan larik-larik terikat

lebih dari sekedar buku catatan usang
tempat biasa kita menunggu lyrid-lyrid dijatuhkan
...dan terbuai menengadahkan harapan

maka kusebutkan nama-nama kalian
yang melarangku memakai sendal jepit
yang memapahku mengeja pterodactyl
yang menunggu dalam bus kota
yang tertawa karena cinta
yang menangis dengan air mata tulus
dan yang tak kuketahui sisanya: hangus

karena...
sehari penuh, aku menunduk mencari embun di tiga bangunan panjang
dan telah kutangkap mata-mata berbinar di salah satu bingkai yang terpajang
ah, seakan baru kemarin saja... kalian memanggil-manggil namaku penuh rima
tanpa pernah sadari, kalau aku akan tetap berjalan di sepotong jingga
.
.
.
kawan...
biarkan kuremat kisah, pada altar serupa dataran laurasia
tempat kenangan yang takkan pernah kusesali
...atas tenggara yang takkan pernah kalian fahami
:jika tanpa hati




my warm hugs
-na maku ti gakata-

On 0 komentar

akan terus ada pelepah daun hutan yang bermusik--memeluk gemingku
seakan selalu ada candu yang begitu pekat kau tinggalkan
seperti pinus-pinus yang melerai tatapanku dan tatapanmu
karena september adalah telaga yang tenggelam
karena september adlah muara yang terbenam

"kutitipkan sekuntum seroja" tak pernah kau tatap aku seperti ini
"ya, letakan di danau yang bisa kita kenang seadanya" tak pernah kuumbar kata selugas ini
hanya uap tanah coklat selepas hujan--yang menyaksikan kita dan sajak terakhir.
karena september adalah senja yang segera di larutkan malam
karena september adalah sisa waktu: tanpa sebuah kata 'tunggu'

arggghhh!!!!
terbanglah!!!!
terbang hingga tak lagi ada petang!!!
hilang!!!

dari remah kesah hingga puing kebimbangan
kita takkan pernah bisa lagi merangkumnya, sayang
.
.
.
.
september berakhir malam ini...
aku tak kuasa untuk tak terbang ke sebuah telaga
danau yang bisa kita kenang seadanya.




-na maku ti gakata-
life was never be so easy as it seems' till you come and bring your love inside.