tulis apapun!!

belajar nge-blog dengan hati..

User Login

On 0 komentar

Ada gaya, ada ritma, ada jalan lain untuk bertutur tanpa diksi yang ruwet atau terlalu alay. Kita main di tengahnya. Dialog yang mudah dicerna, menggunakan bahasa yang menyentuh jiwa, yang hidup, dan bermakna, tapi nggak bersulit-sulit ria dengan diksi yang ketinggian.
--Nimas Aksan, SuKer Cendol.
Tips
Nggak pede dengan dialognya? Coba baca ulang, coba diucapkan sendiri, kalau terdengar nggak enak, harus diubah gaya dialognya tanpa mengubah maksud/arti.
Misalnya
gini:
"Hey jono! Apakah kau mau bermain denganku? Telah lama kita tidak bermain bersama."
pas dilafalkan terasa kaku, rubah dengan: "Jono, bermainlah denganku, kita udah ratusan tahun nggak main bareng kan?"

Latih sendiri mengucapkannya sampai terasa enak, dalam dan nggak lebay.

Biasanya yang kulakukan agar dialogku tidak terlalu panjang adalah melafalkan. Ketika kita merasa ngos-ngosan maka pangkas hehehehe (Kasma Maret)

Hindari diksi yang berlebihan; terlalu banyak kiasan berputar-putar tapi pembaca nggak dapet pengertian apa-apa.
Kkalau kita memilih narasi untuk cerpen kita dan tanpa dialog, siapa bilang nggak bisa cerdas? Pemilihan cerpen dengan gaya hanya bernarasi sangatlah beresiko menimbulkan kebosanan, di sini justru diperlukan kelihaian bertutur agar pembaca tetap terbawa cerita dan nggak bosan. 
Buang yang gak perlu, fokuskan dialog pada masalah inti, dan buat dengan hati. Seperti tadi aku bilang, coba dilafalkan olehmu, enak nggak dibacanya. Kalau kamu yang jadi pembaca, enak nggak baca dialogmu?
Jadi penulis, jangan gampang puas dengan hasil apapun, termasuk dialog yang biasa. Gali terus kemampuanmu.
1. Beranikan diri bicara.Bicara apa saja. Nyeletuk juga boleh. dalam acara kumpul-kumpul, jangan diam, cobalah bicara. Kemampuan kita berbicara akan mempengaruhi ekbiasaan kita menulis dialog di tulisan yang kita buat. Lihat komentar ka Prima Sagita.

2. Berlatihlah menulis status yang 'enak dibaca'. Manfaatkan fesbuk, twitter, dll. Buatlah kalimat-kalimat apa saja, nggak harus nasihat atau memiliki makna tapi kalimat asalpun, beranikan tulis! Ini juga melatih kita jadi asik dalam membuat dialog.

3. Sering-sering baca buku, nonton film, dan cermati isi dialog didalamnya.
Saya juga bingung dan agak ga rela ketika naskah saya dipotong-potong editor. Sebelum dipotong editor, alangkah baiknya kita seleksi sendiri mana yang bisa dipotong. Potonglah yang benar-benar tidak penting. kalau semua penting, potonglah yang penting tapi nggak masalah kalo dialog itu nggak ada.

kemarin saya bikin cerpen, ada dialog kernet angkot yang terpaksa saya potong meskipun itu penting menunjukkan tempat tujuan si tokoh udah nyampe.

Contoh Dialog
Apa aku harus mencuri dan menyembunyikan sayapmu, Dewi Drupadi ?”
Aku terheran-heran dengan pertanyaannya. “Mmm..Apa?”
“Supaya kamu tidak usah terbang lagi ke surga
dan meninggalkan aku, kalau perlu aku harus menipu seperti Jaka Tarub untuk bisa memperistrimu.”
(ARYABUAYA)

“Amaya, Aidan telah menunggumu selama dua tahun, dan terus menerus melamarmu tanpa henti sebelum dia kuijinkan menikahimu. Lelaki seperti Aidan, bukan tipe orang yang akan menghilang begitu saja tanpa jejak. Lelaki seperti Aidan, bukan tipe pria yang meninggalkan pengantinnya di malam bulan madu, apapun alasannya, apapun penyebabnya. Kau rela membiarkan dirimu kehilangan dia?
(PAKET BULAN MADU)

“Bukan berarti Ayla tidak suka Ibu di sini, Ayla hanya ingin Ibu berubah. Kita tidak bisa terus menerus lari dan sembunyi, sementara alam menuntut kita bangkit untuk memperbaiki kehancuran apapun yang pernah kita lakukan.”
(SATU TIKET UNTUK KEMBALI)

“Kau anak baik, Rayendra. Dan kau adalah penulis hebat.”
“Kalau bukan karena Tante, aku tidak mungkin berhasil menembus redaksi yang begitu ketat. Kita harus mengantri lama untuk bisa dibaca redaksi.”
“Kalau bukan karena kau penulis yang hebat, karyamu pasti ditolak meskipun aku yang mencoba menembus editornya.”
Rayendra tertawa lebar, tawa yang mengingatkan Diandra pada lelaki yang pernah begitu dicintainya. “Tante selalu bisa membalikkan kata-kata. Aku belum sehebat Tante, kan?”
“Tentu saja, jangan harap semudah itu melampauiku. Tapi ada saatnya nanti pemuda sepertimu menggantikan para sesepuh seperti aku. Ray, ini hanya awal, perjalananmu baru dimulai.”
(PANGERAN MIMPI)

Hidup tak selalu mudah, Agiska, meski kita berlimpah harta. Tempat ini adalah pelarian Mama dikala Mama membutuhkan ketenangan, dikala Mama bosan, dikala Mama bertengkar dengan Papamu, dikala mendung menggelayuti rumah tangga kami. Keluar dari sini, segalanya terasa jauh lebih baik. Mama merasa sedikit nakal dengan berselingkuh di belakang Papamu, membohonginya seolah Mama tak pernah melukis lagi,dan menyembunyikan lukisan dari Papa..Tapi entahlah, rasanya itu membuat Mama jauh lebih hidup.”
(MY SECRET GARDEN)
Seputar Dialog
Sebentar, aku mau jawab ini dulu : Menurut Donatus A. Nugroho, dialog mewakili jamannya ya kakak?
Nggak juga lho kak..Dialog bahkan bisa bertahan dari jaman ke jaman, karena itula
h mengapa saya mencontohkan dialog yang nggak alay dan nggak menggunakan bahasa gaul. Karena dialog-dialog seperti itu, enak dilafalkan, mudah diserap dan dimengerti, dan tetap bertahan dari jaman ke jaman.
bahkan humorpun bisa cerdas...perhatikan film Friends. Atau How I met Your Mother.
Kalo kita berpikir bahwa dialog harus cerdas, secara harfiah, mungkin tidak sepenuhnya benar. Beberapa karakter sengaja kita beri dialog yang konyol dan malah kacau. Jadi dalam hal ini penulis yang dituntut cerdas menciptakan dan menempatkan dialog. (Mas DAN)
Membuat dialog yang cerdas atau cerdas memilih dialog? membuat dialog yang cerdas jelas bisa dilakukan ketika kita sudah bisa cerdas dalam memilih dialog. Kita bisa menggantikan dialog yang biasa aja dengan dialog yang lebih cerdas, dan itu artinya kita sedang membuat dialog yang cerdas berdasarkan pilihan kita. Itu cuma soal perbedaan gaya bertutur aja kan? Dialog cerdas, dengan cerdas memilih dialog. Karena dialog yang cerdas dihasilkan dari pemilihan dialog yang kita lakukan. 
Berarti dialog tepat dengan karakter yang pas. Misal, kita beri dialog tentang mengingatkan makan kepada karakter yang kita buat males makan. (Kasma Maret)

0 komentar:

Post a Comment

komentar anda akan langsung muncul tanpa ada moderasi!! mohon untuk tidak menggunakan 'anonymous' ^^