tulis apapun!!

belajar nge-blog dengan hati..

User Login

On 0 komentar

kukemas erat setumpuk awan atas haru
kucoret halus garis langit memburu
pada gerhna yg melarang terang
pada palung yg memaksa renung


ku seka bola mata yang merebakkan embun
bukan demi tusukkan jari2 angin
atau kantuk yang menyergap dalam ayunan sayapsayap gelap
tapi demi terpercik nafas sengal
dari kilas senyum sepertimu
...hingga angin menjadi sekutuku yang kekal
dan awan buncit tak kuasa menahan remahremah rinai

lalu...
hurufku tertumpah perlahan
menggaris kisah tentang ayun langkah keanggunan

kau bertanya; dimana timur, kakanda?
tempat embun lahirkan mataharinya?

disana--kujuruskan arah,
dan telunjukku hanya tertuju: satu
pada tempat kau gambari pelangi
pada rinai yang dipercikan matamata letih

adinda,
kelak kau kan lihat gemuruh paragraf ombak
yang lantang kau dengar huruf kasmaran didalamnya
yang lepas kau rasa percik laut rindu atas-Nya

:tunai dari ketersisihan , selamanya!!

On 2 komentar

Facebook ternyata telah mengubah banyak hal. Tidak saja soal model pergaulan, tapi juga kegemaran para remaja untuk menulis. Selama tiga tahun terakhir, kecanduan remaja akan Facebook membuat minat untuk menulis jurnal atau blog turun.

Paragraf pembuka diatas saya temukan di http://www.romeltea.com/. tertarik dengan fenomena ini saya langsung meneruskan membacanya, ternyata sebuah study yang dirilis oleh pew internet dan american life menunjukkan, hanya 14 persen dari remaja yang menggunakan internet mengatakan mereka terus menulis jurnal online atau blog. Angka ini turun hampir separo dibandingkan dengan puncaknya pada tahun 2006 yakni di kisaran 28 dan hanya 8 persen menggunakan Twitter.

Jika penelitian tersebut dilakukan di USA, saya rasa tidak akan jauh berbeda dengan apa yang tengah berlangsung disini (negeri kita tercinta). Contoh nyata adalah lelaki yang sedang nulis Note ini. Kehadiran Facebook memang berpengaruh nyata atas ketidakterurusan blog saya.. (nyengir). :D

Kl buka FB kita bisa chat, ngurusin blog?? boro-boro chat. malah adanya kode kode css atau html yang ribetnya minta ampun. Tak disangkal juga--kalau beberapa individu pengen di apresiasi tiap tulisan yang ia posting, coba bayangkan kalau blog kita belum terkenal, (masuk data search engine google saja urutan kesekian) wakakkaa.. bandingkan dengan nulis di FB, posting status saja "ah layo panas nian nich" tunggu 15 menit biasanya dah ada yang ngasih jempol atau ngsih komntar.

Intinya, FB itu lebih mengasyikkan bagi beberapa individu (termasuk saya). Tapi karena FB adalah jejaring sosial maka beberapa hal yang diposting penggunanya minim sekali berupa informasi seperti saat kita nulis di blog atau journal. berdasarkan penelitian kecil2an saya, posting-posting dari pengguna FB hanya berkutat pada curahan hati, bahkan ada yang menghujat dan penuh sumpah serapah. meski tak bisa dipungkiri kl bnyak juga pengguna fb yang memberikan pencerahan-pencerahan.

Mari fungsikan FB sebagai medium silaturahmi sekaligus ajang promosi tulisan-tulisan kita di blog. Saya juga punya akun FB. Dua malah. Namun, saya tidak berhenti ngeblog, bahkan kini mengelola lebih dari lima blog (website) organisasi. Yuk, menulis… menuangkan ide dan gagasan, mengubah dunia dengan kata, merekam peristiwa, memotret fenomena, dan menjadi “penulis sejarah”. Kata Oscar Wilde:  “Anybody can make history. Only a great man can write it.” Let’s be Great Man dan da’wah bil qolam. Wasalam. (www.romeltea.com).

Itu paragraf penutup dari posting web yang barusan saya baca. ah semoga kita lebih bijak memanfaatkan FB dan semoga blog2 kita juga tak terbengkalai seperti blog saya hiksss :'( (terkadang iri liat blog2 teman yang pada bagus dan selalu update tiap hari paling tidak tiap pekannya, bukan sekedar copas info lomba2 seperti yg saya lakukan di blog saya)