Seperti serabut emosi yang berpilin, saling mengikat rasa dengan kejutan listrik warna biru, aku gila. Gila mengamati mereka bolak-balik dalam neuron super kecil. Mengantarkan berjuta pesan untuk disampaikan. Dan dari berjuta pesan yang mereka bawa, ada sebungkus surat tentang hujan, tercecer menyentuh batang-batang glia. Sebuah prangko dengan gambar buku tebal, terpojok di sudut kanan surat. Meringkuk.
Ooh ... Tuhan, betapa sebuah kepedihan begitu cepat menjamur. Merayap dari sebuah amplop yang lancang kubuka. Sebagaimana sebab glia dan neuron tercipta, mereka menyampaikan pesan padaku, tentang kepedihan yang begitu limbung diterjemahkan oleh otak kecil. Anehnya, area lapisan abu-abu dengan milyaran neuron, mendadak berhenti. Memahami kepedihan saat sebuah kata terucap, berdesis di bibir yang mengucap sebuah nama.
Dan sepersekian detik, mereka kembali mengalirkan pulsa listrik seperti biasa. Hingga berhenti pada saraf kecil di dua buah mata, memaksanya berkaca-kaca.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
komentar anda akan langsung muncul tanpa ada moderasi!! mohon untuk tidak menggunakan 'anonymous' ^^