Manja kau mendekat, duduk disampingku yang sedang menikmati hujan dengan secangkir puisi. Dan ... kau mulai memcah musik rintik di atap rumah kita, membelahnya dengan sebuah tanya "Mana yang lebih kau sayang? Aku? atau Puisi?"
Jeda sesaat, hujan mendadak turun dengan gerak lambat dan putus-putus.
"Puisi." Aku tersenyum, dan kau pergi meninggalkanku, tanpa pernah TAHU, bahwa puisiku adalah ... kamu.
***
Aku mendekatimu yang sedang menunggu kereta, aku TAHU, diam-diam kau membeli sebungkus puisi sebelum kau tiba di stasiun ini. Kekesalanmu memberiku kekuatan untuk mengubah diriku menjadi orang asing di mata yang kau punya. Duduk di sampingmu. Meletakkan sebungkus puisi yang kuracik sendiri, aku TAHU ini puisi kesukaanmu, bahkan sama persis dengan yang kau beli tadi.
Kau diam, ketika kubaca setengah bait pertama. Tatap matamu mengisyaratkan bahwa kau tak rela puisi ini terbagi. Lantas, kau menghabiskan setengahnya lagi. Kubaca setengah lagi, kau lanjutkan. begitu seterusnya. Hingga tersisa satu kalimat terakhir, aku memotongnya dua. Menyerahkan setengahnya padamu.
Aku TAHU, kau menggerutu. Hingga kereta tiba, dan kita kembali terpisah.
***
Seorang wanita menatap kosong di salah satu kursi penumpang kereta, matanya menghangat. Tangan mungilnya masih menimang-nimang sebungkus puisi utuh. "Bodoh, tadi ... bukan puisiku!"
Terlambat, kereta telah sangat jauh membawamu tersesat.
Seperti serabut emosi yang berpilin, saling mengikat rasa dengan kejutan listrik warna biru, aku gila. Gila mengamati mereka bolak-balik dalam neuron super kecil. Mengantarkan berjuta pesan untuk disampaikan. Dan dari berjuta pesan yang mereka bawa, ada sebungkus surat tentang hujan, tercecer menyentuh batang-batang glia. Sebuah prangko dengan gambar buku tebal, terpojok di sudut kanan surat. Meringkuk.
Ooh ... Tuhan, betapa sebuah kepedihan begitu cepat menjamur. Merayap dari sebuah amplop yang lancang kubuka. Sebagaimana sebab glia dan neuron tercipta, mereka menyampaikan pesan padaku, tentang kepedihan yang begitu limbung diterjemahkan oleh otak kecil. Anehnya, area lapisan abu-abu dengan milyaran neuron, mendadak berhenti. Memahami kepedihan saat sebuah kata terucap, berdesis di bibir yang mengucap sebuah nama.
Dan sepersekian detik, mereka kembali mengalirkan pulsa listrik seperti biasa. Hingga berhenti pada saraf kecil di dua buah mata, memaksanya berkaca-kaca.
Ini puisi? Bukan!
orang-orang cerdas, memelintir ketidaktahuan
menyembunyikan segelas kopi
hingga rasa telah tertidur dalam dengkur.
Hei ... dengkur tak COCOK, bodoh!
baiklah, aku menyoret setengah kalimatku.
kepada rasa
Bukan, ini puisi.
beberapa pasang bidadari timbul tenggelam dalam segelas kopi
butir-butir ampas hitam, lengket di selendang-tipis tubuh mereka
hingga terjaga menemaniku menulis tidurmu
kepada hujan
Ini bukan puisi.
Aku ingin kau turun, biar basah seluruh tanah
aku ingin kau berduyun, hingga bidadari tertidur
lelap dalam tumpukan uap kopi yang menebal seperti kabut
dan terbangun saat orang cerdas, membacakan bait puisi terakhirnya.
kepada otak hujan rasa
ada dua hemisfer utama yang membagi tidurmu dalam otak: Utara atau Selatan?
Nak, kelak jika engkau telah bisa membacakan Ayah sebuah dongeng, maukah kau membaca dari buku sebenarnya? Karena Ayah ingin mendengar suara gerisik ketika kau membuka halamannya. Karena Ayah ingin ujung telunjukkmu merasakan 'kasar' permukaan kertas, atau hidung kita mencium bau khas dari tinta huruf-hurufnya.
bu·ku n lembar kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong
Tenang, Nak. Ayah telah membuatkanmu sebuah perpustakaan sederhana di rumah kita. Kau bisa sering-sering ke sana. Menyaksikan benda petak penuh lembar kata, tersusun berjejer-bertumpuk di rak-raknya. Bukan di dalam file PC, atau dokumen handphone.
Misalnya gini:
"Hey jono! Apakah kau mau bermain denganku? Telah lama kita tidak bermain bersama."
pas dilafalkan terasa kaku, rubah dengan: "Jono, bermainlah denganku, kita udah ratusan tahun nggak main bareng kan?"
Jadi penulis, jangan gampang puas dengan hasil apapun, termasuk dialog yang biasa. Gali terus kemampuanmu.
2. Berlatihlah menulis status yang 'enak dibaca'. Manfaatkan fesbuk, twitter, dll. Buatlah kalimat-kalimat apa saja, nggak harus nasihat atau memiliki makna tapi kalimat asalpun, beranikan tulis! Ini juga melatih kita jadi asik dalam membuat dialog.
3. Sering-sering baca buku, nonton film, dan cermati isi dialog didalamnya.
kemarin saya bikin cerpen, ada dialog kernet angkot yang terpaksa saya potong meskipun itu penting menunjukkan tempat tujuan si tokoh udah nyampe.
Aku terheran-heran dengan pertanyaannya. “Mmm..Apa?”
“Supaya kamu tidak usah terbang lagi ke surga dan meninggalkan aku, kalau perlu aku harus menipu seperti Jaka Tarub untuk bisa memperistrimu.”
(ARYABUAYA)
“Amaya, Aidan telah menunggumu selama dua tahun, dan terus menerus melamarmu tanpa henti sebelum dia kuijinkan menikahimu. Lelaki seperti Aidan, bukan tipe orang yang akan menghilang begitu saja tanpa jejak. Lelaki seperti Aidan, bukan tipe pria yang meninggalkan pengantinnya di malam bulan madu, apapun alasannya, apapun penyebabnya. Kau rela membiarkan dirimu kehilangan dia?
(PAKET BULAN MADU)
“Bukan berarti Ayla tidak suka Ibu di sini, Ayla hanya ingin Ibu berubah. Kita tidak bisa terus menerus lari dan sembunyi, sementara alam menuntut kita bangkit untuk memperbaiki kehancuran apapun yang pernah kita lakukan.”
(SATU TIKET UNTUK KEMBALI)
“Kau anak baik, Rayendra. Dan kau adalah penulis hebat.”
“Kalau bukan karena Tante, aku tidak mungkin berhasil menembus redaksi yang begitu ketat. Kita harus mengantri lama untuk bisa dibaca redaksi.”
“Kalau bukan karena kau penulis yang hebat, karyamu pasti ditolak meskipun aku yang mencoba menembus editornya.”
Rayendra tertawa lebar, tawa yang mengingatkan Diandra pada lelaki yang pernah begitu dicintainya. “Tante selalu bisa membalikkan kata-kata. Aku belum sehebat Tante, kan?”
“Tentu saja, jangan harap semudah itu melampauiku. Tapi ada saatnya nanti pemuda sepertimu menggantikan para sesepuh seperti aku. Ray, ini hanya awal, perjalananmu baru dimulai.”
(PANGERAN MIMPI)
Hidup tak selalu mudah, Agiska, meski kita berlimpah harta. Tempat ini adalah pelarian Mama dikala Mama membutuhkan ketenangan, dikala Mama bosan, dikala Mama bertengkar dengan Papamu, dikala mendung menggelayuti rumah tangga kami. Keluar dari sini, segalanya terasa jauh lebih baik. Mama merasa sedikit nakal dengan berselingkuh di belakang Papamu, membohonginya seolah Mama tak pernah melukis lagi,dan menyembunyikan lukisan dari Papa..Tapi entahlah, rasanya itu membuat Mama jauh lebih hidup.”
(MY SECRET GARDEN)
Nggak juga lho kak..Dialog bahkan bisa bertahan dari jaman ke jaman, karena itulah mengapa saya mencontohkan dialog yang nggak alay dan nggak menggunakan bahasa gaul. Karena dialog-dialog seperti itu, enak dilafalkan, mudah diserap dan dimengerti, dan tetap bertahan dari jaman ke jaman.
Musikus sekelas Giring Nidji adalah seorang kutu buku. Bahkan di waktu senggang, ia juga mewariskan kecintaannya terhadap buku kepada dua anaknya; membacakan buku favorit mereka seperti dragonball atau naruto. (femina 11 agustus 2012)
Bagaimana cara ikutan Kontes Ngeblog VOA?
...Cari acara atau berita VOA yang menarik perhatianmu.
...Ceritakan dalam blogmu dan kirimkan tautannya ke VOA. Formulir pendaftaran akan tersedia setelah kontes dimulai.
...Setiap bulannya, VOA akan memilih tulisan yang paling mengena dan mendalam sebagai blog terbaik.
Hadiahnya? Sebuah iPad2 setiap bulannya, plus iPod dan berbagai hadiah menarik lainnya. Jadi, walaupun kamu hanya bisa memenangkan hadiah utama sekali, kamu punya banyak kesempatan untuk memenangkan hadiah-hadiah dari VOA karena Kontes Ngeblog VOA berlangsung sampai November 2012.
PERSYARATAN:
1. Kontes Ngeblog VOA ini terbuka untuk umum. Staf VOA dan kontraktor yang bekerja untuk VOA, termasuk keluarganya, tidak diperbolehkan mengikuti kontes ini.
2. Kontes Ngeblog VOA diadakan secara bulanan selama setahun, dan dimulai sejak bulan Desember 2011. Blog yang ditulis dan diterbitkan pada bulan tertentu harus sudah diterima oleh panitia melalui formulir di website di VOAIndonesia.com selambat-lambatnya tujuh hari sesudah hari terakhir bulan tersebut. Pemenang akan diumumkan enam minggu sesudah tenggat waktu. Berikut jadwal selengkapnya:
Bulan | Tenggat Waktu | Pengumuman |
Desember 2011 | 7 Januari | 18 Februari |
Januari 2012 | 7 Februari | 20 Maret |
Februari 2012 | 7 Maret | 18 April |
Maret 2012 | 7 April | 19 Mei |
April 2012 | 7 Mei | 18 Juni |
Mei 2012 | 7 Juni | 19 Juli |
Juni 2012 | 7 Juli | 18 Agustus |
Juli 2012 | 7 Agustus | 18 September |
Agustus 2012 | 7 September | 19 Oktober |
September 2012 | 7 Oktober | 18 November |
Oktober 2012 | 7 November | 19 Desember |
November 2012 | 7 Desember | 18 Januari |
3. Panitia berhak untuk menghentikan Kontes Ngeblog VOA bila kemudian jumlah peserta tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan penilaian, atau karena alasan lain yang menjadikan Kontes Ngeblog VOA ini tidak dapat dilanjutkan.
4. Blog ditulis berdasarkan laporan VOA baik dari TV. Radio, Website, Facebook dan YouTube. Blog juga harus mencantumkan secara khusus tanggal, judul dan isi dari laporan VOA yang digunakan.
5. Blog berisi analisis dan saran yang disertai dengan argumen kritis tentang topik yang diangkat, baik yang bersifat negatif maupun positif.
6. Blog dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
7. Tulisan dalam blog harus dimasukkan pada formulir isian lomba yang kami siapkan di situs www.voaindonesia.com
8. Panitia tidak membatasi jumlah blog yang berpartisipasi; peserta dipersilakan mengirim sebanyak-banyaknya. Namun, masing-masing peserta hanya memenangkan hadiah pertama sekali, hadiah kedua sekali dan hadiah ketiga sekali selama berlangsungnya Kontes Ngeblog VOA ini. Hanya akan ada satu pemenang pertama, satupemenang kedua dan satu pemenang ketiga setiap bulan dan tidak ada pemenang yang berturut-turut mendapatkan hadiah selama 12 bulan pelaksanaan Kontes Ngeblog VOA ini.
10. Pemenang akan diumumkan melalui website VOA Indonesia, dalam waktu enam minggu setelah penutupan periode setiap bulan.
11. Pengiriman tulisan di blog kepada VOA berarti blogger telah mengizinkan VOA untuk memproduksi ulang dan membagikan tulisan tersebut melalui website, Facebook dan Twitter VOA
12. Tulisan pada blog dapat mencantumkan pula foto dan video yang mendukung. Blog yang menggunakan sumber tidak langsung tidak boleh melanggar hak cipta dalam bentuk apapun.
PENJURIAN:
1. Penilaian dilakukan atas penggunaan laporan/ liputan VOA dalam penulisan blog.
2. Penilaian juga didasarkan pada kreativitas, orisinalitas, kedalaman, akurasi dan ide-ide baru yang dimunculkan dalam blog.
3. Penilaian juga berdasarkan jumlah orang yang membaca blog Anda.
4. Keputusan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu-gugat.
5. Pemenang akan diumumkan dalam waktu enam minggu setelah penutupan setiap periode lomba di situs VOA dan Facebook VOA dan diinformasikan juga kepada pemenang melalui email.
info lebih lanjut :http://www.voaindonesia.com/info/voa_blogging_contest/2173.html
Ketentuan Lomba Menulis Puisi Esai
Hadiah Puisi Esai Denny JA
Terbuka untuk Umum
Berhadiah Total Rp 50.000.000,00
Ketentuan Umum
- Tema. Tema puisi esai adalah masalah sosial, khususnya masalah sosial yang problematis. Aspek sosial yang dipilih bebas, boleh berupa kisah cinta tak sampai karena perbedaan status sosial ekonomi, agama, ideologi, pandangan politik, dan sebagainya. Puisi esai dianggap berhasil jika temanya menyentuh persoalan masyarakat luas.
- Penokohan. Tokoh puisi esai adalah sosok di tengah pergulatan sosial maupun sosok yang melibatkan diri dalam situasi sosial yang problematis. Tokoh harus dieksplorasi dan dihadirkan pergulatan psikologis dan gambaran batinnya dan harus menggam-barkan perkembangan psikologis tokohnya. Puisi esai dianggap berhasil jika tokohnya menyentuh pembaca.
- Alur. Karena puisi esai cenderung panjang, maka pengolahan alur menjadi penting agar unsur dramatik puisi esai dapat dikem-bangkan sebaik-baiknya hingga tidak membosankan.
- Latar. Latar puisi esai bebas, baik masa kini maupun masa silam, namun harus memiliki dan menghadirkan dimensi sosial yang kritis. Latar puisi esai hendaknya mengacu pada latar sosial yang benar-benar pernah terjadi, baik di masa kini maupun di masa lalu. Acuan pada kenyataan ditunjukkan oleh adanya Catatan Kaki.
- Catatan Kaki. Catatan Kaki dapat berupa hasil riset/penelitian sosial, makalah, buku ilmiah, maupun pemberitaan di media massa.
- Bahasa. Puisi esai ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, komunikatif, serta mudah dimengerti. Penggunaan metafora, simbol, rima, metrum, dan berbagai gaya bahasa lainnya, dibolehkan —bahkan dianjurkan— namun harus tetap komunikatif dan mudah dipahami. Puisi esai dianggap berhasil jika dapat dipahami publik seluas-luasnya.
Ketentuan Khusus
- Puisi esai ditulis dengan Ms. Word. Panjang puisi esai minimal 10.000 karakter.
- Puisi esai di kirim ke alamat Jurnal Sajak: jurnal.sajak@email.com dengan cc ke lombapuisi@yahoo.com dan puisiesai2012@yahoo.com dalam bentuk attachment selambat-lambatnya 20 Agustus 2012. dengan nama file menggunakan nama asli Anda (nama lengkap).
- Tulis identitas di halaman akhir puisi esai yang Anda kirimkan: nama, alamat KTP, alamat email, akun facebook atau twitter (jika ada), dan biodata ringkas.
- Pemenang lomba menulis puisi esai akan diumumkan di Jurnal Sajak Edisi 4, September 2012 serta di akun twitter @DennyJA_World.
- Keputusan Dewan Juri tidak dapat digugat. Baik Juri maupun panitia tidak melayani aneka pertanyaan soal mengapa sebuah karya menang atau tidak.
- Penyelenggara berhak memuat puisi esai yang menang di Jurnal Sajak tanpa memberi honor lagi.
- Penyelenggara berhak memuat puisi esai yang tidak menang lomba di Jurnal Sajak, dengan honor yang lazim berlaku di Jurnal Sajak
Hadiah
• Pemenang Pertama Rp 12.500.000,00
• Pemenang Kedua Rp 10.000.000,00
• Pemenang Ketiga Rp 7.500.000,00
• 10 Pemenang Hiburan @ Rp 2.000.000,00
Source: http://puisi-esai.com/2012/06/16/2-lomba-menulis-puisi-esai-2/
Dari dahulu, relationship status fb saya dihiden, dari dahulu saya tidak pernah menampakkan foto mesra dengan pacar atau siapapun. Dan itu artinya saya tidak punya kepentingan berarti untuk membela orang yang di potingan tersebut. Niatnya baik, ingin menasihati kalau pacaran itu haram, dan apa gunanya majang foto mesra di jejaring sosial. Tapi, suatu kebenaran yang teramat benar takkan menjadi kebenaran di telinga orang yang disudutkan. Apalagi menggunakan penyampaian saran yang kurang benar.
Ada banyak cara untuk 'menyeleksi' fans. Ada banyak cara untuk mencari teman atau musuh. Dan saya rasa postingan tersebut belum terlalu tepat untuk ukuran penulis. Penulis yang menulis tentang cinta dengan kekentalan islam di dalamnya.
-tere liye, rembulan tenggelam di wajahmu
Sebenarnya saya jarang sekali komen di profile fb bahkan milik teman terdekat di dunia nyata. Saya lebih suka memperhatikan. Karena itulah, saya selalu terpesona jika melihat kalian begitu semangat komen di page ini, mana panjang2, dan komennya kemana2.
Saya berkali2 mengingatkan, default page ini adalah: SHARE, bukan komen atau like. Jika bermanfaat dan suka, silahkan di-share. Kalau tdk ada tombol share yg terlihat, maka silahkan copy paste, repost.
Mungkin postingan di atas adalah awal kejengkelan Tere Liye. Kebanyakan kita (apalagi abg) begitu semangat ketika berhubungan dengan sesuatu yang famous. Semoga kita bukan salah-satu di dalamnya.
Begitulah ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesutu berdasarkan pembuatnya bukan pada apa karyanya. Kita akan membenci sebuah novel-bagus, ketika mengetahui penulisnya tidak bagus.
Tere Liye, sepotong hatinya bukan untuk disanjung-sanjung fans. Dan itu saya kagumi. Darwis Tere Liye, sepotong hatinya yang lain begitu emosi menyampaikan kebenaran. Berharap hanya pada penggemarnya yang mau berpikir terbuka, memahami logika berpikirnya yang tak awam.
Tere Liye ternyata dia seorang laki-laki. Darwis, dahulu ketika mendengar nama ini saya membayangkan bapak-bapak umur 50an, bertubuh gempal dan berkaca-mata. Pada kondisi tertentu, ketidaktahuan jutru lebih menggembirakan dibandingkan pengetahuan. Sama halnya FP ini, saya memilih meninggalkannya. Karena saya memilih tidak tahu tentang apa yang akan dia sampaikan selanjutnya. Dan itu membantu saya membaca karyanya tanpa subjectivitas apa-apa.
Mengetahui apa yang hendak anda sampaikan adalah salah satu cara agar tulisan kita tidak bias dan melebar. Ingatlah! Ide awal ketika anda hendak menulis cerita anda, Jika ditengah tulisan ada ide lain yang masuk dan itu bisa 'diatur' untuk menyokong ide utama. Masukkan. tapi jika tidak, lebih baik abaikan, karena akan merusak ide utama.
Jika anda adalah seorang yang menanamkan kesungguhan untuk menjadi Penulis, maka yakinlah pasti akan ada saatnya menemukan ide-ide brilian tentang tema yang akan diambil, lebih unik, lebih powerfull dari yang anda bayangkan.
Seseorang yang gemar mengamati lingkungan sosial atau apapun itu, juga biasanya lebih mudah mengembangkan ide. So, mulailah berpetualang dengan keranjang idenya
Jujur, saya sangat jarang sekali membaca novel, cerpen, puisi atau apapun yang berbau Surealis. Dan hari ini, saya mendapatkan pencerahan, bahwa aliran ini memiliki daya pikat tersendiri. Berikut saya kabarkan pada kalian beberapa ilmu yang saya dapat di kelas cendol (Sebuah ajang diskusi online tentang kepenulisan).
Inilah surealis, sebuah gerakan (termasuk dalam sastra) yang pada awalnya lahir dari dunia mimipi dan alam bawah sadar. Maka tak heran karya surealis selalu menghadirkan cerita-cerita yang aneh, ganjil dan irasional.
-Agus Linduaji-
Dengan ilmu saya yang masih sempit tentang aliran ini, plus referensi yang sangat tidak memadai yang saya miliki. Saya mencoba menafsirkan. Bahwa aliran ini membutuhkan 'kesabaran dan kegigihan' extra untuk bisa memahami apa yang dimaksud dari cerita surealis. Membutuhkan ilmu dan daya hayal yang juga luar biasa bagi penulis untuk membuat karya surealis yang menarik. Kalau boleh saya simpulkan, kebanyakan penulis surealis adalah orang yang 'gila'. Orang yang berfikir tidak wajar dari orang kebanyakan seperti saya. Sehingga melahirkan karya-karya yang ganjil, bahkan tabu.
Jika dikatakan bahwa Surealis berawal dari mimpi dan hayalan. Maka aliran lain juga bisa dihayalkan bukan? tapi aliran ini memaksudkan 'mimpi dan hayalan' tadi bukan seperti mimpi dan hayalan aliran lain. Jika fantasy lebih 'mendongeng' maka surealis lebih 'real' tapi tetap tidak masuk akal *nah loh, bingung kan? sama hehe. Surealis lebih mengkritisi, menggugat, blak-blakan, bahkan cenderung menggunakan bahasa yang apa adanya. Meski tetap susah dipahami.(tergantung pembacanya, bagi orang awam seperti saya mungkin saja susah, tapi bagi surealis-holic bisa jadi sangat mudah mencernanya)
Surealis itu aneh. Bagaimana mungkin seorang pengemis bisa menjadi patung karena terlalu lama berdiri? Bagaimana mungkin seorang ibu melahirkan burung gagak?
Entahlah ah, bingung.
Source: Jum'at cendol, 22 juli 2012: menulis surealis. di diskusi fiksi.menulis fiksi. membaca fiksi. (Universal nikko+mayokO aikO)
My rating: 3 of 5 stars
Saya bingung, ini novel apa 'provokator' yak? haha.. kok 'ngomporin' mulu kerjaannya. Novel ini seakan ga henti-hentinya bilang: "Masihkah kau tetap disini? tanpa pernah mengetahui keindahan bumi kita dengan mata dan hatimu sendiri? Lihat Raja Ikhsan, Lihat Mareta, Lihat Faras.. tak inginkah kamu seperti mereka?"
Penasaran, itu adalah magnet yang menarik untuk terus membuka tiap halaman dari novel ini. Mengapa Faras rela berpetualang menyeberang pulau--mencari Raja Ikhsan, (Ah, ini pasti tentang cinta ... pasti! nebak-nebak ah). Aku seolah tak peduli pada paragraf-paragraf yg terlalu narative, aku penasaran pokoknya. Aku tak peduli pada penceritaan masa lalu yang bertele-tele, aku hanya ingin tau mengapa seorang jilbaber yg kutu buku, mau mati-matian 'mengejar' seorang pria sinis dan tak pernah menghargai perempuan kecuali ibunya. (Ah, rasanya ini bukan hanya tentang cinta, atau bukan tentang cinta sama sekali).
Yang luar biasa dari novel ini adalah penokohan yang begitu kuat. Faras yang religius, polos, cerdas, dan teramat baik. Ikhsan yang sinis, pendendam, cuek, dan sangat egois. Serta Mareta yang easy going, bebas, dan ga mau ambil pusing. Ketiga tokoh utama yang secara bergantian menjadi '1st narator' dalam buku ini, sama-sama memiliki keinginan untuk menjelajah tiap sudut indah di bumi.
Settingnya juga sangat detail, jelas sekali.
Bagiku, novel ini mengangkat ide cerita yang tidak sesederhana ceritanya. Menceritakan tentang Faras yang tak pandang bulu dalam memberikan kebaikannya, serta mengabaikan pemilahan tentang 'orang seperti apa yang harus ia jadikan sahabat?' Sebuah ide cerita yang bagiku luar biasa.
Jika dikatakan novel ini 'renyah' saya sepakat. Penulis seolah-olah ingin tiap katanya bisa dicerna tiap kalangan. Andai saja novel ini tidak menyelipkan dialog-dialog 'wow' saat Faras dan ikhsan berbicara, mungkin saja novel ini akan terasa sedikit 'terlalu renyah'.
Novel inspiratif. Terutama bagi backpacker, Traveler (apa travelista yak, entahlah ga tau), dan para sahabat yang masih memilah-milah tentang orang mana yang lebih pantas menerima 'persahabatanmu'.
View all my reviews
Okeh, tidak usah berpanjang lebar pembukaannya.. langsung masuk ke 'biji' nya. Jadi gini nih, Orang cakep yang nulis ini ternyata punya dua akun FB (lah trus? hebat gitu haha). Yang satu buat seluruh teman dunia maya, siapapun kenal ga kenal bisa saya add atau confirm (kecuali kalau fb orang yg add saya, telah saya ketahui itu adalah fb fiktif). Nah, yang satunya lagi nih, cuma untuk orang-orang yg benar2 saya kenal. FB pertama termasuk akun yg lebih sering saya gunakan dari FB kedua. Kenapa? karena ternyata jumlah teman fb yang banyak akan berbanding lurus dengan jumlah komen dan jumlah orang yang mau diajak chat. :)
Dan hari ini, entah ada jin dari mana yang menggerakkan hati untuk membuka FB kedua. Benar seperti dugaan saya. Hanya ada 5 orang teman yang online, dan saat apdet status pun, ga ada yang komen (nasebb nasebb,, ketauan banget ya kalo manusia itu emang butuh diperhatiin.. salah satunya kepengen status Fbnya di komen wakaka). Jadi gini, kita anggap saja menulis status fb adalah pekerjaan 'berbicara' dan menulis koment di status orang adalah pekerjaan 'mendengar'. dan yang terakhir, ngintip2 profil orang kita anggap pekerjaan 'mengamati' haha.
Seperti ada sesuatu yang menyadarkan saya, bahwa kadang kita harus 'mendengarkan'. Memahami orang lain, menyaring tiap sari kebaikan dan membuang hal-hal negatif dari 'pembicaraan' orang2 di fb. Bagi sebagian orang 'mendengarkan' adalah sesuatu yang sangat susah dilakukan. Menurut saya, itu hanya masalah kebiasaan dan kekurang-pekaan saja. *salam sok tau. :P
Malam, kali ini aku hanya akan bercerita tentang dua mata.
Pada gelapmu yang hampir habis diambil subuh, aku akan menghabiskan bergelas kopi. Memindai lamun masa lampau menjadi benang-benang kenang. Kenang tentang apa? Tentang kamu dan dua mata.
Malam, kali ini... aku janji hanya kali ini. Aku akan berlama-lama dengan insomnia. Boleh?
Pada purnama yang kau sajikan di hari ke empat belas, aku takkan meneguk setetes air putihpun. Aku ingin tetap terjaga. Itu saja. Karena aku merindu degup jantung yang berdebar, memikirkanmu dan dini hari yang hampir menjemput kita dengan sebaris kata 'PISAH'.
Ada jutaan embun yang setia turun sebentar lagi. Menemani kita dengan dingin yang nyaris sama dengan hari-hari sebelumnya. Meski kali ini, kau memaksa menghadiahkan dua matamu untuk kunikmati terakhir kalinya. "Inilah cinta, dan seperti inilah semestinya cinta mengajarkan ketulusan, tanpa pamrih, dan apa adanya" kau menggamit tanganku, meski gerimis telah datang perlahan di hati yang begitu rentan dan rapuh. Gerimis tentangmu yang tak lagi sama seperti dahulu.
Ah, malam. Pada hitammu yang telah berubah menjadi perak--matahari yang semena-mena. Kita akan berpisah secepat ini.
Aku belum mau tidur.. BELUM MAU.
Ceritakan lagi, dongengkan lagi.. tentang mata dan jangan pergi.
My rating: 5 of 5 stars
Aku melewatkan buku keren ini hingga cetakan ke duapuluh satu. Sebuah buku tentang pentingnya tekad, kerja keras dan mimpi. mengisahkan 5 orang sahabat yang 'unik'.
Jika anda membacanya dengan hati, maka suntikan motivasi dalam buku ini bisa jadi akan mengubah anda. bagaimana persahabatan yang terjalin dengan hati (juga) akan membuat hidup lebih berwarna.
gabungan antara puitik dan konyol, ditambah dengan humor2 yang cerdas..
kelemahan dari novel ini dimata saya (bisa jadi menjadikan kelebihan tersendiri di mata pembaca lain)
ada bagian2 'ngeres' pandangan laki-laki tentang wanita dan body-nya. serta terlalu banyak lyrics lagu yang 'dipajang' meski secara cerita lagu2 tersebut nyambung.
serta beberapa dialog2 tentang filosfi beberapa toko terkenal yg bagi saya terkesan dipaksakan untuk dimasukkan.
minim konflik, ga ada tokoh antagonisnya sama sekali. semua tokoh seperti malaikat.
but this is a great novel.. di jamin suka.
View all my reviews
My rating: 4 of 5 stars
emmm apa ya? hikmah dari buku ini kurang lebih sama, dengan novel 5cm milik donny jg. Tentang tekad, kerja keras, perjuangan, dan bumbu-bumbu percintaan antara gusni dan hari.
terlahir sebagai seorang anak perempuan yg mengidap penyakit keturunan (berat badan yg selalu bertambah, seberapa kuatpun ia berolahraga atau usaha lainnya untuk mengurangi lemak di tubuhnya). Penyakit yang baru ia ketahui ketika ia sudah beranjak remaja.
kelebihan dari novel ini adalah kelihaian penulis dalam membawa emosi pembaca dalam memaknai hidup. Humor2 yang ringan (kadang pengen ngejitak penulisnya, lagi asyik berharu-haru ria.. eh dia ngelawak.. hilang dah haru2nya hahaha. Diksinya saya suka, meski kadang ada di beberapa paragraf diksinya begitu kering, atau mengulang diksi yang pernah penulis tulis di paragraf sebelumnya.
kekurangannya.. novel ini begitu 'pemimpi' kadang bahkan terkesan ga logis. Atau mungkin donny tidak menuliskan mengapa bisa seperti itu, contohnya ketika sang papa harus bayar uang operasi mama ngelahirin, beli susu buat gusni yg nafsu makannya gede bgt.. dari mana papa dapet duit,, jk hanya mengandalkan menjual 'kok' bulutangkis (bhkan pd saat itu bisnisnya lg susah,, blm lagi mesin pembuat kok tradisionalnya rusak). Lagi2 minim konflik, tokoh2nya sama spt 5cm terlalu 'malaikat' hanya ada pertengkaran kecil gusni dgn gita (kakaknya, itupun ditampilkan hanya untuk memenuhi unsur 'manis' rasa sayang gita buat gusni. serta kerusuhan mey 98.. itu saja konfliknya.
Terlalu menggurui pembaca dengan menyebutkan ciri2 fisik para tokoh bahkan kadang perangainya,,
selebihnya saya suka novel ini... 'inspiring'.
View all my reviews
Apa gunanya menjadi seorang yang angkuh? Selain 'kepuasan' sendiri, tak ada jawaban lain yang bisa saya hadirkan sebagai pertanyaan pembuka diatas. Sebegitu susahkah menjadi humble? Ya, sangat susah, jika kita menganggap diri begitu sempurna dalam banyak hal, padahal kita takkan benar-benar sempurna. Tapi tahukah kita? kalau menjadi pribadi sederhana dan rendah hati adalah sebuah 'kebahagaian' tidak hanya bagi kita pribadi, tapi juga bagi sosial.
Sekarang, mari kita belajar menjadi humble, karena dengan begitu, kita bisa menikmati 'kebahagiaan' seperti yang disebutkan sebelumnya.
A. Jujurlah dalam 'mengevaluasi' diri kita sendiri
Jika kita merasa 'lemah' dalam beberapa hal, akui saja, itu akan membuat kita berhenti mendebatkan hal-hal sepele yang merugikan. Dan berusahalah menjadi manusia yang lebih manusia dengan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Terima diri kita apa adanya, maksimalkan apa yang telah diberikan dengan tidak terlalu memaksakan diri menjadi 'the best' dalam segala hal. "No matter how talented You're, there's almost always somebody else who can do something better then you". Mengenali kelemahan, bukan berarti merusak mimpi-mimpi, atau berarti menyerah mengembangkan hal-hal baru dalam penunjang existensi.
Tentu saja, ada hal-hal prinsip yang tidak boleh diabaikan. Ada ranah-ranah tertentu yang mesti anda pertahankan sampai mati.
B. Bagaimana dengan 'kesalahan' kita?
Dalam banyak kasus, 'menghakimi' orang lain memang lebih mudah daripada menyadari dan menghukum kesalahan kita sendiri. Sederhana saja, bagaimana kita bisa humble, jika kesalahan kita sendiri saja tidak tahu. Mulailah untuk meredam nafsu untuk terus-menerus menghakimi orang lain atau yang lebih parah lagi, mencari-cari kesalahan orang lain. Sebaliknya, belajarlah untuk terus menerus mencari apa kesalahan kita tiap harinya, agar bisa membelajarkan orang lain ketika menghadapi kesalahan sama yang telah kita lakukan, bukan menghakimi.
Bayangkan jika kita dalam keadaan berbeda. contoh sederhana, jika kita berhasil menjadi penulis terkenal, tentu saja ada banyak pujian yang mendatangi, tapi bayangkan juga jika anda adalah penulis yang terus menerus ditolak naskahnya oleh penerbit, berusaha menerbitkan sendiri tapi gagal di pasaran (kesian banget euy,, hehehe *ups, stay humble... wkwkwkw kidding)
C. Mengapresiasi orang lain
Menghargai bakat dan kualitas orang lain. Sadar kalau tiap orang terlahir berbeda. Kita masih bisa mengungkapkan 'like or dislike' (kek status pesbuk, pake laik dis yo..) tapi jauhkan pendapat anda dari 'ketakutan' berusahalah se-objective mungkin.
Berhenti membandingkan kita dengan orang lain, maka kita bisa leluasa menikmati apa saja, tanpa harus harap-harap cemas akan disaingi orang lain.
D. Jangan takut berbuat salah
Salah satu begian terpenting dari menjadi rendah hati adalah mengerti kesalahan, dan jangan takut, karena ketika kita begitu ketakutan berbuat salah maka kita akan selalu berusaha menutpinya ketika itu benar-benar terjadi. Mengertilah kalau orang lain juga akan berbuat salah suatu saat nanti. Jangan takut atas 'hukuman' yang diberikan orang lain, anggap itu pembelajaran, jadi untuk apa didebatkan kalau kita emang salah.
B. Others
Lihat apa yang dilakukan Tuhan, ada banyak keajaiban yang tak mungkin kita lakukan, jadi apa yang bisa kita angkuhkan?
Membantu sesama, buat tiap manusisa sejajar dimata kita, bantu mereka dan kita akan merasakan bagaimana cara menghormati mereka.
Berusaha jadi lebih 'gentle'
semoga kita bisa lebih humble, :) maaf kalo ada yang kurang pas tips nya... tetap saling mend'oakan dan mengingatkan sesama, bahwa keangkuhan jauh tak berguna dari kesederhanaan dan rendah hati.
Safri, dahulu waktu SMA saya pernah bertanya pada teman asrama tentang arti nama ini. Berhubung dia lulusan pesantren mungkin background pemikirannya ke arab-araban, maka dia mengartikan nama saya sebagai 'perjalanan jauh' diambil dari kata safir atau musafir (hehe nebak-nebak doank sih).
Saya emang bukan orang yang mudah percaya ama mitos atau hal-hal mistis yang belum pasti kebenarannya. Di telapak kaki kanan saya ada tahi lalat gede, kata orang sih bakal jalan jauh atau suka jalan. Dan emang bener saya termasuk orang yang suka bepergian, meski perjalanan terjauh hanya sebatas pariaman--sumbar. Tapi kesukaan tersebut bukan karena tahi lalat, tapi lebih karena emang saya suka.
Sabang (kilometer 0) mungkin adalah salah satu tempat yang bakal jadi destinasi selanjutnya, lalu lombok--tempat ini digambarkan begtu indah oleh teman maya saya beberapa tahun yang lalu, dan ia berhasil 'mendoktrin' kaki ini untuk kembali berjalan jauh (meski, teteup euy naik bus atau kendaraan, kl bener2 jalan kaki bisa gempor), Sulawesi--entahlah pulau ini berhasil menarik kutub-kutub tujuanku selanjutnya, mungkin karena disana banyak pantai dan kultur budaya yang bagiku sungguh berbeda dengan melayu sumatra.
Safri, ternyata bukan perjalanan jauh, ia hanya singkatan dari sya'ban dan april. Safri, sungguh juga adalah keinginan yang bercampur menjadi obsesi untuk menjejak tiap jengkal terindah di bumi ini. Dan mungkin suatu saat kelak, aku akan pergi ke anfield di mercyside liverpool, eifel paris, mekkah dan lain sebagainya. aamiinn *khusyuk sambil mejemin mata