tulis apapun!!

belajar nge-blog dengan hati..

User Login

On 0 komentar

sumber gambar: google
Mungkin tak ada satupun dari kita yang menyanggah bahwa sekarang 'Penulis' adalah salah satu Profesi. Setuju atau tidak, Penulis adalah pekerjaan yang juga bisa menghasilkan uang. Sebut saja Andrea Hirata, Habiburahman El-sirazy, dan penulis lainnya. mereka adalah beberapa penulis yang sukses menjadikan hoby menulis sebagai profesi. Berminat seperti mereka? Jalan kesana tidaklah segampang mengunyah siomay. Ada banyak fase yang mesti dilalui, ada banyak point yang harus anda tempuh dan tuntaskan.

Berapa jam anda habiskan untk menulis? Jika hanya lima menit, maka jalan untuk menjadi seorang penulis sukses mungkin akan sedikit lebih jauh untuk digapai. Bagaimana kita mau menjadi penulis, jika naskah yang kita hasilkan sedikit sekali. Butuh kerja keras, butuh sedikit paksaan dari dalam diri untuk menulis lebih tekun, membaca referensi lebih banyak, menggali ilmu lebih dalam, diskusi yang lebih efesien, serta management hidup yang lebih tertata. 

Mengapa Pencapaian selalu berkorelasi dengan tetes keringat, air mata, bahkan darah? Karena itu adalah realitas yang harus kita hadapi untuk menjadi seorang penulis hebat. Setelah lembar-lembar naskah yang kita buat berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dengan riset dan usaha keras lainnya, tapi tak sampai satu jam seorang editor membuang naskah novel kita ke tumpukan kotak sampah karena dianggap novel kita tak layak terbit? yah, menulis adalah pekerjaan yang melelahkan. Tapi disisi lain ada proses kreatifitas yang kita alami secara sadar atau tidak kita sadari sama sekali. Setiap kali saat kita menuliskan sesuatu, entah itu puisi, opini, cerpen, atau hanya artikel-artikel biasa, kita telah menempah diri kita menjadi lebih peka menangkap fenomena sekitar, merekamnya, dan menuliskan bahan mentah tersebut menjadi sebuah bacaan keabadian. Lah kok keabadian sih? bagaimana tidak abadi, karena setiap saat tulisan tersebut tetap akan hidup, dibaca atau mungkin bisa jadi disebarluaskan untuk tetap diabadikan.

Tak akan ada kebanggan dari seorang penulis instant, kita bisa saja 'menyuap' penerbit terkemuka untuk menerbitkan naskah kita. tapi begitu naskah tersebut sampai di tangan pembaca, dan mereka menganggap apa yang mereka baca tak jauh lebih bagus dari bacaan-bacaan sampah, maka kita akan kembali terbenam di dasar paling bodoh, bahkan lebih dalam dari itu. 

menulis memang melelahkan, tapi kita harus berusaha menyenangi 'kelelahan' tersebut, sambil terus mengembangkan diri.. sepakat??

0 komentar:

Post a Comment

komentar anda akan langsung muncul tanpa ada moderasi!! mohon untuk tidak menggunakan 'anonymous' ^^