Ternyata, jatuh cinta itu seperti melihat pelangi. Kau hanya
melihat keindahan sebuah lengkung warna-warni. Padahal, itu hanya keterbatasan
matamu menatapnya, andai saja kau pergi ke tempat yang lebih tinggi, kau akan
dapati, bahwa bentuk pelangi utuh adalah ... lingkaran. Artinya apa, lingkaran
tersebut adalah bentuk lain dari perasaan jatuh cinta, bisa jadi ia baik atau
sebaliknya.
Sejatinya, cahaya matahari itu polikromatik (terdiri dari
banyak warna) kenapa yang tampak hanya warna putih? Saat kau jatuh cinta,
partikel air akan membantumu menatap mejikuhibiniu. Tapi sebenarnya, masih ada
warna lain yang tak seluruhnya mampu tertatap oleh matamu.
Kita, sebagai mahluk berhati yang tak pernah tahu rahasia
Allah. Tapi kita adalah mahluk dengan akal dan logika untuk mewaspadai dan
berhati-hati. Sungguhpun, jatuh cinta adalah hal yang tak bisa dihindari.
Ada
nuansa. Perbedaan tipis antara cinta dan perasaan buta. Seperti gradasi warna
pelangi yang dengan lembut menghapus kontras perbedaan mereka, semoga hati kita
lebih jeli berdo’a, meminta kepada siapa hati kita dijatuhkan.
Tuhan memberikan keberanian kepada kita untuk membuka hati,
untuk dengan yakin dan teguh menentukan pilihan. Seperti warna merah yang DIA
hadiahi gelombang yang lebih panjang, agar letakknya di warna pertama. Dan memberi
frekuansi yang lebih tinggi pada warna ungu, agar ia berada di akhir warna. Sebagai
bentuk kewaspadaan.
***
Apa yang lebih utopis dan fiktif dari lagu cinta dan puisi asmara? Pelangi telah
menyadarkanku, bahwa sedikit banyak, kita bisa mengendalikan hati untuk
terjatuh dengan benar. Tak seperti apa yang digambarkan penyair dan syair lagu.
Realitas tak butuh dramatisasi.
0 komentar:
Post a Comment
komentar anda akan langsung muncul tanpa ada moderasi!! mohon untuk tidak menggunakan 'anonymous' ^^